"Mereka mulai dari anggota club senam, keluarga dan yang pernah kontak erat. Isolasi mandiri terpusat di Wisma Haji dilakukan untuk memudahkan pemantauan, serta meminimalisir penyebaran Covid-19 semakin meluas," katanya.
Klaster senam Desa Puspahiang muncul, lanjut Ayi, paska keberangkatan club senam ke Papandayan Kabupaten Garut. Sebelumau dievakuasi, sempat terjadi penolakan dari beberapa pasien yang terpapar Covid-19.
Baca Juga: Identitas Korban Meninggal Akibat Kecelakaan Bus Maut di Sumedang, Ada Guru dan Balita
Akan tetapi pihak Muspika, kata Ayi, memberikan edukasi agar memutus penyebaran. Akhirnya pasien bersedia untuk dibawa ke Asrama Haji.
Dari data keseluruhan ada 47 orang, namun di luar Puspahiang masih ada 3 orang yang belum di swab dari klaster senam tersebut.
Kapolsek Puspahiang AKP Asep Nurzaman mengatakan, saat evakuasi ada sempat penolakan. Tapi itu hanya salah faham. Pasien tidak mau dijemput dengan alasan mau menggunakan mobil desa.
Setelah memberikan arahan dan penjelasan pihak kepolisian, TNI dan petugas medis akhirnya warga mau dibawa ke tempat isolasi yang sudah disediakan oleh pemerintah.***