Lagi! Myanmar Catat Korban Kematian Terbanyak dalam Sehari Pasca Kudeta Militer

- 15 Maret 2021, 10:06 WIB
Protes anti kudeta di Hlaingthaya Myanmar memanas setelah mereka melakukan pembakaran pabrik-pabrik yang didanai China, Minggu14  Maret 2021.
Protes anti kudeta di Hlaingthaya Myanmar memanas setelah mereka melakukan pembakaran pabrik-pabrik yang didanai China, Minggu14 Maret 2021. /Twitter/@MizzimaNews/

GALAMEDIA – Pada Minggu, 14 Maret 2021, Myanmar kembali mencatat hari paling berdarah setelah kudeta militer pada 1 Februari lalu terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Menurut sebuah kelompok advokasi, setelah pabrik-pabrik yang didanai China dibakar, sedikitnya 22 pengunjuk rasa anti-kudeta harus tewas di Hlaingthaya tepatnya pada pinggiran kota industri yang miskin.

Selain itu, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebut ada 16 pengunjuk rasa lainnya tewas di tempat lain, termasuk seorang polisi.

Baca Juga: Ibu Rajai Sembilan Kategori #GRAMMYs 2021, Blue Ivy Torehkan Sejarah Bawa Pulang Grammy Pertama

Baca Juga: Gabung dengan Persib, Ezra Walian: Sampai Jumpa di Stadion Bobotoh!

Dilansir dari Reuters, media lokal menyampaikan laporan bahwa pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di pinggiran kawasan industri tersebut saat asap tengah mengepul. Diketahui kota Hlaingthaya merupakan rumah bagi para migran dari seluruh dunia.

Menurut media pemerintah Myanmar, darurat militer diberlakukan di kota Hlaingthaya dan distrik lain di Yangon, yakni bekas ibu kota.

“Mengerikan. Orang-orang ditembak di depan mata saya. Itu tidak akan pernah hilang dari ingatan saya,” kata seorang jurnalis saat berada di tempat kejadian, seperti yang dikutip Galamedia dari Reuters pada 15 Maret 2021.

Baca Juga: Siap-siap Ganti TV! Pemerintah Akan Berhentikan Layanan TV Analog Mulai 2 November 2022, Begini Penjelasannya

Televisi Myawadday merupakan media yang dikelola oleh tentara menyatakan bahwa pasukan keamanan bertindak pada pengunjuk rasa usai empat pabrik garmen dan pabrik pupuk dibakar.

Sekitar 2000 orang telah menghentikan mesin pemadam kebakaran untuk meninjau lokasi kebakaran. Namun saat media tersebut menghubungi salah satu juru bicara junta, tidak ada yang memberikan komentar/keterangan.

Perwakilan anggota parlemen terpilih dari majelis yang digulingkan tentara, dokter Sasa mengutarakan solidaritas dengan rakyat di Hlaingthaya.

Baca Juga: BTS Gagal Raih Grammy Awards, Hastag #Dynamite #LightitupBTS Tetap Menggema di Twitter

“Pelaku, penyerang, musuh rakyat Myanmar, SAC (Dewan Administrasi Negara) yang jahat akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap tetes darah yang tertumpah,” kata dokter Sasa dalam pesan.

AAPP mengumumkan kematian jumlah korban dari protes/kudeta akan bertambah menjadi 126. Sementara pada Sabtu 13 Maret 2021, lebih dari 2.150 orang telah ditahan, sedangkan 300 lainnya sudah dilepaskan.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah