Susi Pudjiastuti Memohon Presiden Jokowi, Dukung Dirut Perum Bulog Budi Waseso

- 16 Maret 2021, 16:40 WIB
Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti. //Instagram/@susipudjiastuti115


GALAMEDIA - Mantan Menteri Perikanan dan Keluatan Susi Pudjiastuti memohon kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak melalukan impor beras.

Soalnya saatini sejumlah petani sedang memanen dengan hasil yang melimpah.

“Pak Presiden yth. Mohon stop impor beras, masyarakat masih ada yang panen, panen juga berlimpah,” cuit Susi di twitternya @susipudjiastuti, Selasa, 16 Maret 2021.

Ia pun memberikan dukungan kepada Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang menolak rencana impor beras.

Sebab hingga saat ini, Waseso klaim masih tersisa stok beras impor dari pengadaan tahun 2018 lalu sebesar 275.811 ton beras.

Baca Juga: 12 Adab Islami, Saat Tidur dan Bangun Tidur Seperti Anjuran Rasulullah

“Mohon berikan dukungan kepada Pak Kabulog untuk tidak melakukan impor. Juga melarang yang lain,” cetus Susi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Hasan Aminuddin pun menyebutkan pihaknya menolak rencana pemerintah dalam melakukan impor beras 1 juta ton yang dialokasikan melalui perum Bulog.

Menurutnya, penolakan ini sesuai dengan tata kelola komoditas pangan nasional yang harus mengutamakan produksi dalam negeri.

"Komisi IV menentang rencana impor beras karena dapat merugikan petani," ujar Hasan dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Maret 2021.

Baca Juga: Hadiri Rapat Kerja Komisi V, Jhoni Allen Marbun Mendapat Ucapan Selamat dari Anggota DPR RI

Hasan menilai pemerintah harus berkomitmen melakukan pemenuhan pangan yang terjangkau. Salah satunya melalui upaya peningkatan produksi komoditas pertanian.

Oleh karena, ia juga meminta Perum Bulog untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan kementerian serta lembaga terkait, terutama dalam melakukan penyerapan.

"Kalau serapannya Bulog dilakukan maksimal maka saya kira persoalan beras akan selesai," tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menilai cukupnya ketersediaan pangan untuk tahun ini sehingga tak perlu melakukan impor.

Baca Juga: Sering Unggah Konten TikTok Bersama sejumlah Bodyguard hingga viral, Ini Sosok Herlin Kenza

Adapun ia merujuk pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton.

Jumlah ini mengalami kenaikan sekitar 21,46 ribu ton atau 0,07% dibandingkan pada tahun 2019 yang memproduksi sebesar 31,31 juta ton beras.

"Bulan Mei ini para petani se-Indonesia akan melakukan panen raya. Kami meminta keberpihakan kepada petani agar impor tidak dilakukan selama petani melakukan panen raya," kata Daniel.

Daniel berpesan agar seluruh pemangku kepentingan bisa berkomitmen mengutamakan produk dalam negeri.

Baca Juga: Link Streaming Buku Harian Seorang Istri 16 Maret 2021: Nana Tampar Si Pelakor Alya, Dicurigai Tak Hamil

Ia berharap agar masyarakat tidak dipersulit di masa sulit ini akibat dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Sebelumnya, pemerintah berencana mengimpor beras sebanyak 1 juta ton di tahun ini.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklaim, impor beras 1 juta ton tidak bakal menghancur harga gabah di tingkat petani.

Dia bilang, impor bersa dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.

“Ini bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya,” ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x