GALAMEDIA – Baru-baru ini, kabar menyebut jika akhirnya, hakim mengabulkan permohonan Habib Rizieq untuk sidang kerumuman di Petamburan dilakukan offline (tatap muka).
Sebenarnya, masalah yang menjadi sorotan bukanlah online ataupun offline, namun, sorotan masalahnya adalah, mengapa bisa Habib Rizieq mendapat tiga kasus sekaligus. Lalu, pertanyaan-pertanyaan lain muncul, bahwa kenapa sidang Habib Rizieq berbeda dengan sidang lain.
Hal ini pun menjadi bahasan hangat oleh berbagai kalangan, salah satunya oleh pengamat politik, Rocky Gerung.
Melalui Youtubenya dengan judul “WASPADA! HABIB RIZIEQ SENGAJA DIJADIKAN UMPAN DARI REZIM YANG PANIK” yang diunggah pada 24 Maret 2021, Rocky membahas hal ini.
Rocky menilai jika Habib Rizieq dijadikan sebagai umpan untuk mengukur berbagai hal.
“Ya saya lihat, bahwa, Habib Rizieq ini akhirnya jadi semacam umpan. Untuk mengukur kedalaman politik Islam, untuk mengukuru ketajaman analisis media, untuk mengukur potensi oposisi, jadi dia jadi umpan dari rezim yang panik sebetulnya. Rezim yang seharusnya membaca politik dalam perspektif sejarah, dan tau bahwa politik Islam tidak mungkin membesar bila ada keadilan sosial tuh, kalau kita belajar sejarah dimana-mana sepanjang sejarah Indonesia, gerakan politik Islam ini tumbuh bersamaan dengan merosotnya moral keadilan gitu, lepas dari siapapun tokohnya, tapi itu yang terjadi”, ujar Rocky.
Menurut Rocky, Habib Rizieq ada di dalam suatu setting kulturpolitik saat ini.
“Jadi ini pemerintah yang buta huruf terhadap sejarah sebetulnya tuh, dan Habib Rizieq dijadikan umpan, nah sialnya, Habib Rizieq ada didalam suatu setting kulturpolitik yang mengalami defisit, jadi langsung terlihat kontras moral antara Habib Rizieq sebagai petugas rakyat dan juga Jokowi sebagai petugas partai, jadi ini sebetulnya, medan perangnya tuh”, Rocky menjelaskan.