Kubu Moeldoko Dituding Bikin Bising Publik, Herzaky Mahendra Putra: Tidak Ada Nilai-nilai Demokrasi

- 4 April 2021, 20:02 WIB
Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky Mahendra Putra. /Tangkapan Layar YouTube.com/Partai Demokrat

Baca Juga: Hadapi Ramadhan Tahun Ini, Pasokan Elpiji 3 Kg di Kota Cimahi Ditambah 50 Persen

Hal lainnya, kubu Moeldoko dianggap membuat para pejabat negara, pelayan masyarakat, di Kementerian Hukum dan HAM menghabiskan energi dan waktu untuk urusan KLB.

"Masih saja kelompok Moeldoko ini memaksakan diri dan membuat waktu para pejabat Kemenkumham yang seharusnya bisa lebih produktif untuk kepentingan rakyat, jadi tersita untuk meneliti dan mempelajari berkas-berkas mereka," ujar Herzaky.

sebelumnya, Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana menyarankan petinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Banyak Ketimpangan di Masa Pandemi, Komika Uus: Covid-19 Kasus Paling Banyak Menyerang Logika sama Nurani

"Permintaan maaf itu wajib dilakukan SBY-AHY, karena tidak terbukti adanya intervensi Pemerintah usai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menolak KLB Demokrat, di Deli Serdang," kata Ketua STISIP Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana, di Lebak, Banten, Sabtu 3 April 2021.

SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan AHY sebagai Ketua Umum PD lebih terhormat meminta maaf secara terbuka dan resmi kepada Presiden Jokowi.

SBY dan AHY sempat menuduh kekisruhan dan konflik PD, karena adanya campur tangan Istana dan membawa-bawa nama Presiden Jokowi.

Baca Juga: Innalillahi, Flores NTT Diterjang Banjir Bandang hingga Longsor, Puluhan Orang Belum Ditemukan

Bahkan, AHY sendiri mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x