Network
Tidak hanya sampai di situ, dia juga mengutarakan perihal melambungnya harga obat-obatan pertanian dan pupuk urea di Cirebon.
Dirinya mengaku pusing dengan hal tersebut. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Jokowi untuk menghentikan proyek impor beras.
“Pak Jokowi, kami ini orang kampung, orang Cirebon. Harga gabah turun drastis, obat-obatan pertanian mahal, pupuk urea mahal. Harga gabah GKP, 400 ribu. Bagaimana Pak Jokowi? Beras impor setop dulu, kasihan para petani, Pak Jokowi,” ujar seorang petani wanita di Cirebon yang tidak diketahui identitasnya yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, 5 April 2021.
Sebagai informasi, kegiatan impor beras di Indonesia masih terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Informasi tersebut didasarkan pada data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS),
Pada 2018, Indonesia telah mengimpor beras hingga tembus angka 2.253.824,5 ton dengan nilai 1,037 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada 2019, intensitas impor beras Indonesia mulai menurun menjadi 444.508,8 ton dengan nilai 184,2 juta dolar AS. Pada 2020, Indonesia masih mengimpor beras sekitar 356.286 ton beras dengan nilai 195,4 juta dolar AS.
Negara pengekspor beras paling banyak untuk Indonesia pada 2020 ialah Pakistan dengan jumlah 110.516 ton dengan nilai 41,51 juta dollar AS.
Kemudian disusul Vietnam dengan jumlah 88.716 ton dengan nilai 51,1 juta dolar AS. Jika melihat data tersebut, harga impor beras asal Vietnam lebih mahal jika dibandingkan dengan beras asal Pakistan. ***
Baca Juga: Saling Tuding Soal Kata Maaf, AHY: Harusnya KLB yang Minta Maaf ke Jokowi, Kami Difitnah
