Lewat Sabisa, Pemprov Jabar Dorong Potensi Desa dari Sisi SDA Maupun Sosio Kultural

- 11 April 2021, 18:08 WIB
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono. /Pemprov Jabar

 

GALAMEDIA - Melalui program Sakola Bisnis Desa (Sabisa), Pemprov Jawa Barat berupaya mendorong potensi desa, baik Sumber Daya Alam (SDA) maupun sosio kultural.

Dengan demikian dapat didayagunakan menjadi potensi ekonomi atau bisnis dengan prinsip berkelanjutan.

Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan skill entrepreneur. Lebih jauh, program yang dimulai pada tahun ini tersebut, menghadirkan para kepala desa dan 100 direktur BUMDesa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Jabar, Bambang Tirtoyuliono mengatakan kepala desa dan direktur BUMDesa memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi desa.

Menurutnya dengan memaksimalkan potensi desa melalui prinsip berkelanjutan dan memperhatikan kearifan lokal, diharapkan mampu memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat di perdesaan, yang jumlahnya mencapai 72 persen dari total jumlah penduduk di Jabar.

Baca Juga: Dwikorita : Masa Pancaroba Bisa Dimanfaatkan Petani dengan Tanaman Tertentu yang Tidak Banyak Membutuhkan Air

"Melalui SABISA diharapkan BUMDesa mampu bertransformasi menjadi model usaha yang lebih profesional untuk memajukan perekonomian masyarakat pedesaan," ungkapnya di Kota Bandung, Minggu, 11 April 2021.

Lebih jauh, dari 5.312 desa di Jawa Barat, terdapat 4.921 BUMDesa. Namun, harus diakui belum semua aparatur desa dan direktur BUMDesa mampu menjalankan bisnisnya dengan baik. Hal ini sangat terkait dengan masih terbatasnya wawasan dan skill bisnis.

Dikatakannya melalui program SABISA, diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan bisnis BUMDesa, sehingga bisa memberi kesejahteraan bagi masyarakat.

Dalam program yang diikuti kepala desa dan direktur BUMDesa ini, mereka akan mendapatkan pelatihan dari pemateri yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, perbankan, dan Kementerian Desa.

Baca Juga: Cek Ombak Saja, Pengamat Ini Berani Sandingan Prabowo - Puan pada Pemilihan Presiden 2024

Sebagai contoh, para utusan dari masing-masing desa akan dilatih mengenai operasionalisasi BUMDesa mulai dari pengenalan potensi hingga pembentukan ekosistem.

"Mereka akan diajari cara menggali potensi desanya seperti apa, bagaimana cara untuk menjual produknya, termasuk dengan membentuk pasarnya seperti apa," katanya.

"Nantinya BUMDesa mampu membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Harus menciptakan produk yang dibutuhkan pasar, yang akan laku di pasar," ujarnya.

Selain itu, melalui SABISA tersebut, diharapkan para kepala desa bisa saling mengenal dan bersinergi untuk mengetahui potensi dan kebutuhan masing-masing. Dengan begitu, setiap BUMDesa akan saling mendukung, bukan saling bersaing.

Baca Juga: Bupati H. Dony Ahmad Munir Dorong  UMKM Sumedang Go Digital

"Ada rantai nilainya juga, berperan dari hulu ke hilir. Mana desa berperan di hulu, mana di hilir. Jadi bisa membenahi rantai pasok. BUMDesa menghasilkan produk yang semua bahannya lokal, berasal dari desa sekitar. Jangan sampai membuat produk yang bahan-bahannya impor," tuturnya.

Bambang berharap para lulusan Sabisa, juga bisa menjadi model dalam pengelolaan BUMDesa yang baik. "Mereka akan menjadi contoh bagi BUMDesa yang lain, tentang pengelolaan dan model bisnis yang bagus," ucapnya.

Akademisi Universitas Padjajaran Bandung, Dwi Purnomo, menerangkan bahwa keberadaan BUMDesa sangat erat kaitannya dengan kepala desa.

Namun para aparatur desa ini memiliki pengetahuan yang terbatas tentang tata kelola BUMDesare . Bahkan, Ia pun menilai banyak kepala desa yang tidak memiliki kepedulian terhadap badan usaha tersebut.

Baca Juga: Merebak Aksi Sentimen Anti Asia di Amerika, Brigjen Pol Ary Laksmana kepada WNI: Lindungi Diri

"Jangan sampai warga desanya ingin maju, tapi dari pemerintah desanya enggak ada dukungan. Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang sama antara kepala desa dengan warga khususnya pengelola BUMDesa," jelasnya.

Dalam SABISA ini, pihaknya akan mengajak kepala desa dan pengelola BUMDesa untuk menyusun rencana kerja secara bersama-sama. Melalui cara ini, dia berharap para penentu kebijakan ini bisa mengetahui kontekstual bisnis di masing-masing daerahnya.

"Jadi bukan hanya membuat produk yang kemudian dikenalkan, tapi harus ada inovasi," ucapnya. Selain itu, mereka juga akan diberi pemahaman tentang menggali potensi di desa, berinovasi, hingga mencari sumber dana.

"Dulu basisnya produk, sekarang di era digital kepala desa dan pengurus BUMDes harus mampu melihat perubahan. Perlu kolaborasi, saat ini kekuatannya di sumber daya manusia yang harus kreatif," tambahnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x