Para peneliti melihat konsentrasi garam yang tinggi menghambat sekelompok enzim yang menyebabkan mitokondria menghasilkan lebih sedikit ATP.
Dengan lebih sedikit ATP (lebih sedikit energi), monosit matang menjadi fagosit yang tampak abnormal.
Menurut peneliti, fagosit yang tidak biasa ini lebih efektif dalam melawan infeksi.
Akan tetapi, hal itu belum tentu baik, karena peningkatan respons kekebalan dapat menyebabkan lebih banyak peradangan dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pada kesempatan lain, sekelompok partisipan eksperimen makan pizza utuh dari restoran Italia.
Hasilnya, setelah makan pizza, yang mengandung 10000 mg garam, mitokondria partisipan menghasilkan lebih sedikit energi.
Tetapi efek ini tidak bertahan lama, sekira delapan jam setelah partisipan makan pizza, tes darah menunjukkan mitokondria mereka berfungsi normal kembali.
Namun, tidak jelas apakah mitokondria terpengaruh dalam jangka panjang apabila seseorang secara konsisten makan makanan tinggi garam.
Para peneliti berharap bisa memahami apakah garam dapat berdampak pada sel lain, pasalnya mitokondria ada di hampir setiap sel di tubuh.***