"Kondisi ini diperburuk dengan ditutupnya beberapa akses penyebrangan ke Gaza oleh otoritas Israel untuk orang dan barang," ujar Febrian.
"Termasuk personel dan bantuan kemanusiaan seperti bahan bakar dan obat-obatan ditutup sejak tanggal 10 Mei 2021 yang lalu," tambahnya.
Baca Juga: Salut! Masyarakat Tionghoa Peduli Vaksinasi 14 Ribu Orang di Kota Bandung
Febrian juga menyebutkan Israel perlahan-lahan namun pasti sudah berhasil mengembangkan pemukiman ilegalnya di wilayah Palestina selama beberapa tahun terakhir ini.
Hingga saat ini terhitung 200 jiwa warga Palestina telah gugur dalam pertempurannya bersama Israel. Dari 200 korban tersebut 53 di antaranya adalah anak-anak.***