Indonesia Keduluan China Lagi Soal Israel Vs Palestina, Budiman Sudjatmiko: Modal Fanatik Saja Tak Cukup

- 18 Mei 2021, 16:16 WIB
Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko /Tangkap layar YouTube/Bukalapak

GALAMEDIA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko angkat bicara ihwal Indonesia yang kembali tertinggal dalam penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

Budiman Sudjatmiko mengungkapkan bahwa dalam beberapa bidang Indonesia sudah ketinggalan, kini urusan konflik Israel dan Palestina Indonesia kembali mengalami hal serupa.

Dikatakannya, Indonesia sebelumnya sudah tertinggal dalam bidang industri kecerdasan buatan hingga jajaki planet Mars, kini untuk jadi mediator konflik Israel dan Palestina.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina Terhambat, Kemlu Sebut Israel Tutup Akses Penyebrangan ke Jalur Gaza

"Kita sudah keduluan RRC (Republik Rakyat China) dalam industri kecerdasan buatan, kuantum dan mengirim wahana ke Mars. Kini keduluan RRC lagi jadi mediator Israel - Palestina," kata Budiman Sudjatmiko dilansir dari akun Twitternya Selasa, 18 Mei 2021.

Padahal kata dia, Indonesia merupakan inisiator Konferensi Asia Afrika dan Non Blok. Dengan keadaan demikian, ia menilai bahwa modal fanatik saja tidak cukup.

"Padahal Indonesia inisiator Konferensi AA (Asia Afrika) dan Non Blok. Modal fanatik aja memang tak cukup," tandas pencetus bukit algoritma itu.

Sebelumnya, Pemerintah China mengundang para pihak dari Palestina dan Israel untuk berunding di China.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan ke Palestina Terhambat, Kemlu Sebut Israel Tutup Akses Penyebrangan ke Jalur Gaza

"Kami juga menyambut para negosiator dari kedua belah pihak untuk melakukan dialog secara langsung di China," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi Palestina-Israel, Minggu, 16 Mei 2021.

China akan bekerja sama lebih mendalam dengan Norwegia, Tunisia, dan anggota DK-PBB lainnya dalam mengatasi krisis tersebut.

Setelah debat terbuka di DK-PBB, China, Norwegia, dan Tunisia mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendesak penghentian permusuhan di Palestina dan Israel sesegera mungkin.

Ketiga negara tersebut menyatakan sangat prihatin pada situasi di Gaza yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan masyarakat sipil, khususnya anak-anak.

Baca Juga: AS Soroti Pembunuhan 6 Laskar FPI, Refly Harun: Miris karena Kasus Itu Tidak Ditindaklanjuti

"Kami meminta agar segera disudahi tindak kekerasan, provokasi, penghasutan, perusakan, dan rencana pengusiran. Kami juga prihatin atas kekerasan di Yerusalem Timur, khususnya di sekitar tempat suci, termasuk Masjidil Aqsa, dan mendesak agar status quo bersejarah di situs-situs suci tersebut tetap dihormati," demikian pernyataan bersama ketiga negara anggota DK-PBB itu.***  

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x