Bupati Bandung Minta Tipping Fee Legok Nangka Tidak Beratkan Daerah

- 20 Mei 2021, 17:37 WIB
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna saat menerima kunjungan kerja Panitia Khusus (Pansus) II DPRD Jabar di Rumah Jabatannya, Soreang, Kamis, 20 Mei 2021.
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna saat menerima kunjungan kerja Panitia Khusus (Pansus) II DPRD Jabar di Rumah Jabatannya, Soreang, Kamis, 20 Mei 2021. /Humas Pemkab Bandung/

Teknologi RDF merupakan teknologi yang mengolah sampah menjadi energi biomassa, yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan dan rendah emisi. Energi ini dapat menggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

"Dengan RDF, hasil sampahnya bisa dijual. Bisa ke pabrik semen sebagai bahan bakar ataupun pengganti batubara ke industri-industri. Industri di kita itu rata-rata menggunakan batubara. Ini salah satu contoh teknologi yang bisa digunakan," imbuh Marlan.

Baca Juga: Underpass Difungsikan, Simpang Susun Cileunyi-Tol Cisumdawu Lancar

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Asep Kusumah menjelaskan, timbulan sampah di Kabupaten Bandung mencapai 1.321 ton per hari.

"Timbulan sampah per orang per harinya untuk wilayah Bandung Raya itu 0,35 kg. Jadi total per harinya sekitar 1.321 ton. Untuk hitungannya sendiri ada beberapa versi, kalau kita pakai SNI (Standar Nasional Indonesia) 0,4 kg per orang per hari, kalau pakai dari KLHK itu 0,7 kg per orang per hari, jadi bervariasi," beber Kepala DLH.

Dari 1.321 ton sampah per hari itu, tambah Asep Kusumah, sekitar 300 hingga 350 ton dikirim ke TPA Sarimukti. Sementara sisanya diproses melalui sistem pengurangan sampah di 134 TPS 3 R, 4 TPST dan 500 Bank Sampah.

"Selain itu kami juga melakukan pendekatan pengurangan sampah berbasis rumah tangga, yaitu melalui LCO (Lubang Cerdas Organik). Di mana 45-60% berupa sampah organik, ini sudah menjadi strategi gerakan di mana tiap rumah tangga harus memiliki fasilitas pengelolaan sampah organik berupa lubang biopori atau LCO," pungkas Asep Kusumah.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah