Fenomena Gerhana Matahari Cincin Akan Terjadi Pada 10 Juni 2021, Berikut Panduan Sholat Gerhana

- 4 Juni 2021, 08:52 WIB
Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada 2019. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada 2019. (ANTARA FOTO/FB Anggoro) /

GALAMEDIA - Pada 26 Mei 2021, telah terjadi fenomena alam Gerhana Bulan Total dan terlihat di Indonesia. Sementara, pada 10 Juni 2021 yang akan datang, akan terjadi lagi fenomena alam yang jarang terjadi yaitu Gerhana Matahari cincin.

Wilayah yang bisa menikmati Gerhana Matahari Cincin ini meliputi belahan Bumi bagian utara terutama kawasan lingkar kutub.

Sementara, sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Ma’rufin Sudibyo menyebut hanya daerah-daerah tersebut yang mampu menyaksikan Gerhana Matahari Cincin, yang berarti gerhana ini tidak bisa disaksikan dari Indonesia.

Baca Juga: Haji 2021 Batal, Haikal Hassan: Apakah Faktor Indonesia Dekat dengan China? Atau Dana Haji Dipaksa Dipakai?

“Sedangkan sebagian Amerika timur, sebagian besar Eropa dan Asia utara menjadi daerah penumbra yang menyaksikan gerhana sebagian pada puncak gerhana,” jelasnya dalam keterangan tertulis kepada NU Online, dikutip Galamedia.

Sementara, Gerhana Matahari Cintin ini dimulai pada pukul 09:30 UTC (GMT) dan berakhir pada pukul 12:00 UTC.

Titik greatest eclipse terjadi di sisi barat pulau Hijau atau Greenland, di mana annularitas (ketampakan Matahari berbentuk cincin) akan terjadi selama 3 menit 51 detik.

Baca Juga: Ini 3 Amalan di Hari Jumat yang Dianjurkan Rasulullah, Pahalanya Sangat Besar

Jika disesuaikan dengan waktu di Indonesia bagian barat maka waktu gerhana matahari cincin ini akan dimulai pada pukul 15:12:20 WIB hingga selesai pukul 20:11:19 WIB. Fase puncak gerhana akan terjadi pada pukul 17:41:54 WIB.

Fenomena gerhana matahari yang dalam bahasa Arab semdiri dinamakan kusufus syamsi ini, dan umat Islam disunahkan melaksanakan shalat sunah gerhana matahari.

Adapun tata cara shalat gerhana yang dilakukan sebanyak dua rakaat ini kurang lebih sama dengan shalat gerhana bulan. Panduannya adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Sah! Indonesia Tidak Berangkatkan Jemaah Haji, Said Didu: Islamophobia Bergembira?

1. Niat melakukan shalat gerhana matahari
dengan lafal niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

2. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.

3. Setelah ruku pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.

4. Ruku yang pertama dalam rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua.

5. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang dari bacaan surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.

Baca Juga: Erick Thohir Minta Tambahan Anggaran Sebesar Rp33,34 Miliar, Legislator: Kecil Banget

6. Bacaan surat dalam shalat sunah gerhana matahari boleh dipelankan atau boleh juga dikeraskan. Tetapi disunahkan pelan.

7. Dalam shalat gerhana tidak ada adzan dan iqamah.

8. Setelah shalat, disunahkan untuk melanjutkan dengan dua khutbah

9. Jika shalat sunah gerhana matahari dilakukan sendirian, tidak perlu ada khutbah. Begitu juga jika semua jamaahnya adalah perempuan.***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x