Terungkap, Ini Resep Ganjar Pranowo Percepat Penanganan Covid-19 di Jawa Tengah

- 10 Juli 2021, 15:01 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membeberkan resep percepatan penanganan Covid-19.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membeberkan resep percepatan penanganan Covid-19. /Dok Humas Prov Jateng

GALAMEDIA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menceritakan bagaimana ia dan jajarannya melakukan percepatan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Ia pun membeberkan resepnya. Ganjar menyebut, ia dan jajarannya menerapkan program 'jogo tonggo'.

Hal itu disampaikan Ganjar dalam webinar Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) bertajuk "Ujian dan tantangan sistem pemerintahan daerah Indonesia di tengah pandemi Covid-19," di Jakarta, Sabtu, 10 Juli 2021.

Ia juga menceritakan tantangan yang dihadapi dengan menghadirkan kebijakan model bottom up, mikro zonasi, dan berbasis kebudayaan dan komunitas sosial itu.

Baca Juga: Cap Pemerintah Gagal Atasi Covid-19, HNW Tuntut Presiden Jokowi Minta Maaf Pada Rakyat

"Sebenarnya yang jogo tonggo itu justru hari ini kita gencarkan kembali, kita gas lagi, kalau pergerakan masyarakat ruangnya lebih besar, maka mereka akan bergerak ke mana-mana dan itu akan sulit dikendalikan, maka kita coba dengan mikro zonasi," paparnya.

Jogo tonggo merupakan inovasi pemberantasan Covid-19, berbasis kewilayahan, melalui Instruksi Gubernur Nomor 1 Tahun 2020, dibentuk Satgas jogo tonggo, yang memberdayakan warga hingga wilayah Rukun Warga (RW).

"Mikro zonasi inilah improvement yang kita lakukan sehingga jogo tonggo itu berjalan," tambahnya, dikutip dari Antara.

Faktanya, kata dia, desa memiliki PKK, dasawisma, kelompok tani, karang taruna, kiai, kelompok agama, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pendamping desa. Eksistensi komunitas-komunitas tersebut nyata di masyarakat.

Baca Juga: Memukul Pengendara Motor, Badut Jalanan Diamankan Polisi, Aksi Ini Sempat Viral di Media Sosial

"Sebenarnya karena ada dan hidup di masyarakat, mengapa kemudian kita tidak ajak, itulah jogo tonggo,” ucap Ganjar.

Sesuai namanya, jogo tonggo mengedepankan partisipasi aktif warga untuk saling menjaga dari penularan Covid-19.

Jika ada yang terinfeksi, maka warga dapat saling menjaga dengan memberikan perhatian, dan tidak memberikan stigma pada mereka yang tertular.

"Konsepnya sederhana saja, jagalah tetanggamu jangan kasih stigmatisasi, kamu tak kasih panduan, kamu saya training, sehingga kalau seandainya, kalau ya, nanti bantuan dari pemerintah nggak cukup, jangan ngamuk, tapi dibantu,” kata dia.

Ganjar juga bercerita, tentang seorang asisten penjual sayuran yang ditemuinya, yang rela menyumbangkan dua ikat kacang panjang yang dimilikinya ke posko.

Baca Juga: Kasus Nia, Husin Alwi Shihab: Polisi Jangan Tanggapi Alasan Tak Masuk Akal, Sanksi Publik Figur Harus Maksimal

Di tengah keterbatasan penghasilan sang pedagang tetap berbesar hati berbagi untuk sesama.

Alasan sang asisten penjual sayuran karena merasa kasihan dan soal kemanusiaan karena banyak yang butuh makan saat ini.

"Kayak disambar gledek saya, itu masyarakat yang kemudian dia memberikan perhatian, ada yang ngasih gelas segala, ditaruh diikat di situ, ini butuh manajemen pakai jogo tonggo untuk me-manage kondisi-kondisi itu," kata Ganjar.

Baca Juga: Christ Wamea Kritik Pedas Pemerintah: Rezim Aneh, Rakyat Dibatasi WNA Dibiarkan Masuk dengan Dalih Kerja

Konsep jogo tonggo yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu juga menjadi salah satu juara dalam acara Top Inovasi Pelayanan Publik, Inovasi Penanganan Covid-19 dan Pengaduan Terbaik 2020, dalam kategori Pelayanan Publik Penanganan Covid-19, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Dengan konsep itu, Ganjar berharap seluruh elemen masyarakat dapat terlibat pada penanganan pandemi beserta dampaknya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah