GALAMEDIA - Hasil analisa epidemilog Dicky Budiman sepanjang Juli 2021 merilis sebuah kabar gembira pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 di Indonesia.
Dalam analiasnya dari kasus terkonfirmasi per 1 juta dari 3 Juli itu 85,07/1 juta, Sedangkan untuk data per 30 Juli, 151,44 kasus terinfeksi per 1 juta.
Selanjutnya, angka reproduksi dari 3 Juli itu Indonesia di 1,36, sedangkan per 30 Juli 1,05. Dikatakan Dicky, data tersebut menunjukan ada penurunan, namun tidak selaras dengan tes positivity rate.
Kemudian, angka kematian per 1 juta itu 1,72/1.000.000 pada 3 Juli sedangkan pada 30 Juli 6,12/1.000.000.
“Jadi ada peningkatan, case fatality rate itu dari 3,44% pada 3 Juli menjadi 3,5% pada 30 Juli 2021. Jadi ada peningkatan, sedangkan tes yang dilakukan untuk menemukan 1 kasus terkonfirmasi ada sedikit penurunan dari 3 Juli itu 4,1 testing untuk 1 kasus terkonfirmasi dan pada akhir Juli di 3,8 untuk 1 kasus. Sedangkan fatality rate dari 24,1% meningkat akhir Juli menjadi 26,5%,” ujar peneliti daro Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Minggu, 1 Agustus 2021.
Baca Juga: Soal Gelombang Panas di Indonesia, Begini Penjelasan BMKG
Disebutkan, semuanya masih jauh sekali di atas 5% yang artinya menandakan pandemi belum terkendali dengan baik.
Meski begitu, ia mengapresiasi untuk peningkatan program vaksinasi. Pasalnya, ada peningkatan penerima dosis lengkap, yakni sebelumnya 5,1% menjadi 7,19%.
“Ini suatu kabar baik, di tengah indikator-indikator kunci masih tinggi termasuk angka kematian,” ucapnya.
Terkait PPKM, ia mengatakan, apabila pemerintah memutuskan memperpanjang kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4, maka harus ada dukungan finansial untuk masyarakat rawan.