Diterpa Pandemi Covid-19, Peternak Ayam Semakin Terpuruk

- 3 Agustus 2021, 12:06 WIB
peternakan ayam
peternakan ayam /kamsari/syahdu utoro

GALAMEDIA - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) mencatat jumlah peternak mandiri dan peternak rakyat tinggal 21-25 persen. Mereka tidak bisa bangkit setelah mengalami kerugian sejak 2018.

"Jumlah peternak (rakyat dan mandiri) saat ini lebih kurang sisa 100.000-150.000 orang," ujar Wakil Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Abbi Angkasa Perdana Darmaputra, Selasa 3 Agustus 2021.

Hal tersebut disebabkan karena terpukul oleh pengusaha besar yang masuk ke pasar becek hingga dampak Covid-19.

Baca Juga: Pernikahannya Digelar Bulan Ini, Rizky Billar Mendadak 'Menangis' Saat PPKM Diperpanjang: Aduh Allah

Abbi menjelaskan, sejak pengusaha besar masuk ke pasar becek, suplai ayam dari peternak ayam terus merosot sejak 2018.

sebelumnya, sebanyak 55-70 ekor ayam dari peternak ayam diserap pasar.  Namun, pada 2020, kapasitas suplainya tinggal 30-32 persen, dan tahun ini lebih parah lagi hanya 21-25 persen.

Modal yang kuat membuat pengusaha besar bisa menekan harga. Misalnya, harga pokok penjualan ayam di peternak modern Rp17.599 - Rp18.000; peternak rakyat Rp 20.000 dan integrator Rp15.000 - Rp16.500 per kilogram.

Baca Juga: Raisa Rayakan Kemenangan Greysia-Apriyani: Ini Reaksi Poin Terkahir

Di antara para pengusaha besar ini, dulunya merupakan produsen day old chicken (DOC) yang kini masuk ke berbagai lini perunggasan, termasuk budidaya.

Persoalannya, baik pengusaha besar ataupun peternak rakyat bersaing di lahan yang sama. Sebab pengusaha besar tersebut masuk ke pasar becek.

Hal diatas diperparah dengan pandemi Covid-19. Sejak awal pandemi, banyak usaha kuliner yang tutup hingga permintaan ayam ke peternak turun drastis.

Akibatnya banyak peternak yang menjual murah ayamnya. Tidak hanya itu, mereka pun terpaksa memusnahkan anak ayam umur 3-10 hari lantaran kebingungan membeli pakan.

Baca Juga: Desakan Lockdown Terus Mengemuka, Ngabalin Pasang Badan Bela Jokowi: Tambal Sulam Bukan Kepemimpinan PaDE!

Abbi berharap, adanya integrasi menyelesaikan secara komplet hilirisasi dan modernisasi supply chain dan marketing chain. Selain itu, di masa Covid-19 dan new normal, ada pengendalian arus mobilitas hewan hidup antar provinsi.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x