Ingat, Jangan Pernah Buka Masker Cuma Demi Foto Bersama!

- 7 Agustus 2021, 22:03 WIB
Ilustrasi penggunaan masker. Anda disarankan tak membuka masker meski demi foto bersama.
Ilustrasi penggunaan masker. Anda disarankan tak membuka masker meski demi foto bersama. /Unsplash

GALAMEDIA - Masyarakat diminta tak kendor menerapkan protokol kesehatan termasuk melepas masker walau hanya satu menit demi berfoto bersama saat ini.

Saran itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

"Foto bersama cuma satu menit buka masker, padahal ada satu hal yang selalu mengintai kita kalau kita lengah," kata Nadia dalam acara webinar bertajuk "Hoaks, Fakta, Sains, Pejuang Isoman Covid-19", Sabtu, 7 Agustus 2021.

Nadia menambahkan, bukan hanya perlu taat mengenakan masker termasuk saat berada di luar rumah yang harus dijalankan.

Baca Juga: Gempa Guncang Kabupaten Bandung, Getaran Terasa hingga Tasikmalaya

Kita pun harus tetap rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas demi mencegah terkena Covid-19 dan tidak berkontribusi pada peningkatan kasus di masyarakat.

Nadia menuturkan, lonjakan kasus Covid-19 beberapa bulan lalu, antara lain akibat tingginya mobilitas orang-orang.

Termasuk mulai lengahnya mereka pada prokotol kesehatan seperti tak lagi menjaga jarak satu meter dalam berkegiatan seperti rapat, berkerumun di pesta pernikahan yang tidak terdapat aturan pembatasan jumlah tamu dan makan di restoran beramai-ramai.

"Peningkatan kasus yang sangat signfikan yakni akibat lengahnya protokol kesehatan ditambah mobilitas kita yang tinggi. Masyarakat kendor dengan protokol kesehatan," tutur Nadia, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 8 Agustus 2021: Elsa Rencanakan Sesuatu untuk Balas Dendam ke Al

"Restoran ramai kembali, mulai makan bukan hanya bersama keluarga tetapi bersama teman-teman, rapat tanpa protokol kesehatan jaraknya sudah tidak 1 meter lagi," lanjutnya.

Di sisi lain, berbeda dari tahun lalu, saat ini muncul berbagai varian virus akibat mutasi yang terjadi, salah satunya varian Delta.

Varian ini lebih cepat menular dengan risiko penularan 60 persen lebih tinggi dari varian Alfa atau virus aslinya (yang berasal dari Wuhan, China).

Varian Delta juga meningkatkan jumlah kasus yang membutuhkan perawatan, menurunkan efektivitas vaksin walau sampai saat ini vaksin-vaksin yang ada masih efektif melawan virus termasuk varian Delta.

"Varian Delta juga lebih cepat menular di antara anak-anak sekolah, CT Value lebih rendah kalau positif 16, 20 padahal sebelumnya 25, 30, 32," tutur Nadia.

Baca Juga: Biar Hidup Berkah Jauh dari Godaan, Sebentar Lagi Tahun Baru Islam Jangan Lupa Baca Doa Ini

Munculnya varian baru SARS-CoV-2 ini akibat semakin banyaknya infeksi pada suatu populasi yang kemudian meningkatkan kejadian mutasi virus.

"Perlu diperhatikan juga, kalau semakin banyak infeksi yang muncul, maka mutasi virus akan semakin meningkat. Makanya varian Delta muncul karena begitu banyak infeksi yang terjadi di India, akhirnya menimbulkan varian atau virus baru yang berbeda dari virus aslinya (dari China)," paparnya.

Seseorang yang terkena Covid-19 umumnya mengalami gejala infeksi saluran pernapasan, seperti batuk, pilek, demam, sakit seluruh badan, hilang indera penciuman dan perasa, bahkan sering juga didahului dengan diare.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan, dalam dua penelitian berbeda dari Kanada dan Skotlandia, disebutkan pasien yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada pasien yang terinfeksi Alfa atau strain virus asli.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x