Sehingga, sambungnya, BPIP terkesan mencari ‘penyakit’ melalui lomba yang akan mereka gelar.
“Apakah selama ini negara itu ada problem dengan penghormatan bendera Merah Putih? Problem lagu kebangsaan? Faktanya tidak ada. Kalau tidak ada, mengapa BPIP mencari-cari penyakit ini namanya,” tuturnya.
Lebih lanjut tokoh hukum satu ini menegaskan bahwa BPIP perlu meninjau kembali rencana lomba tersebut dan segera membatalkannya. Sebab, tema itu hanya akan mengusik umat Islam di Tanah Air.
Selain itu, Busyro menyarankan agar dilakukan survei (polling) yang mempertanyakan apakah keberadaan BPIP masih diperlukan atau tidak.
“Saya siap mewakili Muhammadiyah dengan 170 perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia mengadakan polling dengan bersama-sama. Kalau tidak ada manfaatnya [BPIP] itu bubarin saja,” pungkasnya.
Menanggapi hal ini, aktivis Faizal Assegaf menilai Busyro berpikiran dangkal karena menyarankan BPIP untuk dibubarkan.
“Dangkal, dikit2 bubar,” cuitnya melalui akun Twitter @faizalassegaf Sabtu, 14 Agustus 2021.
Menurutnya Busyro terlalu reaktif dan memalukan atas sarannya itu.
“Soal gituan aja jd reaktif, fanatisme buta & memalukan!” pungkasnya. ***