Ceramah Gus Baha, Refly Harun: Jangan Lupa, Serikat Islam yang Mencetuskan Indonesia Merdeka

- 23 Agustus 2021, 16:01 WIB
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun. //YouTube Refly Harun

GALAMEDIA – Nama ulama Nahdlatul Ulama (NU), K.H Ahmad Bahauddin alias Gus Baha ramai diperbincangkan usai ceramahnya viral di media sosial.

Ceramahnya viral sebab Gus Baha disebut menyeret nama Megawati Soekarnoputri dan Soekarno.

Dalam ceramahnya, ia mengatakan, Megawati seakan menyebut bahwa Indonesia dimulai dari Bung Karno.

“Orang pro Megawati itu seakan-akan mendewakan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno. Sampai ada Soekarnoisme bahwa seakan-akan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno,” demikian sedikit kutipan ceramah Gus Baha.

Selain itu Gus Baha juga membahas mengenai Partai Islam yang turut serta membantu Indonesia sejak lama.

Baca Juga: Keren! Wajah Gading Marten, Arief Muhammad Hingga Rachel Vennya Nangkring di New York, Ternyata Karena Ini

Ahli hukum tata negara, Refly Harun lantas menanggapi ceramah yang disampaikan oleh Gus Baha itu.

Refly mengatakan, apabila publik terlalu mengagung-agungkan satu kelompok, seolah memang kelompok tersebut yang memerdekan Indonesia.

“Sebenarnya ketika kita terlalu mengagung-agungkan salah satu kelompok di dalam pembentukan negara ini, itu seolah-olah memang hanya sekelompok itu saja yang membangun atau memerdekaan Indonesia,” ujarnya dilansir melalui YouTube Refly Harun, Senin, 23 Agustus 2021.

Namun, dia mengingatkan bahwa yang membuat program Indonesia Merdeka adalah Serikat Islam (SI).

Baca Juga: Minta Muhammad Kece Segera Diproses Hukum, PPP: Pernyataannya Melecehkan Islam

“Orang jangan lupa, memang yang pertama kali, yang jelas-jelas, sepanjang pengetahuan saya, yang jelas-jelas dalam program nya itu mencapai Indonesia Merdeka, itu adalah Serikat Islam (SI), yang sebelumnya bernama Serikat Dagang Islam,” paparnya.

Advokat satu ini kemudian menjelaskan sedikit latar belakang dari SI dan HOS Cokroaminoto.

“Kemudian pada tahun 1912 berubah menjadi Serikat Islam ketika di-take over oleh HOS Cokroaminoto, Haji Oemar Said Tjokroaminoto,” imbuhnya.

Intinya, Cokroaminoto sendiri merupakan guru dari Bung Karno.

“Sejarah persisnya kalau ada kekeliruan, saya mohon maaf, bisa di-cek lagi. Tapi intinya adalah HOS Cokroaminoto itulah yang merupakan guru dari Bung Karno,” ungkapnya.

Baca Juga: Korea Utara Peringatkan Warganya Tak Menggunjing Soal Kesehatan Kim Jong-Un Jika Tak Mau Dicap Pengkhianat

Refly juga kembali menegaskan bahwa SI yang mencetuskan program Indonesia Merdeka, sementara Budi Utomo merupakan gerakan kultural. Sedangkan Sumpah Pemuda merupakan gerakan radikal.

“Nah jadi, Serikat Dagang Islam menjadi SI 1912, SI lah yang pertama kali mencetuskan Indonesia Merdeka,” tuturnya.

“Sementara Budi Utomo lebih merupakan gerakan kultural. Nah gerakan yang lebih radikal dalam sejarah kita adalah Sumpah Pemuda 1928,” tandasnya.

Baca Juga: Sebut FPI dan HTI Tumbuh Subur di Era 2004-2014, Teddy Gusnaidi: Rezim SBY Tak Punya Nyali untuk Berantas

Untuk soal PNI, kata Refly, PNI lahir pada 1927 cukup lama dari SI.

“Lalu bagaimana dengan PNI? Kalau tidak salah PNI itu lahir 1927,” terangnya.

Menurutnya, ceramah Gus Baha sama sekali tidak hendak mengkerdilkan Bung Karno.

“Jadi yang ingin dikatakan Gus Baha itu adalah bukan mengkerdilkan Bung Karno. Justru mereka yang menanggap Bung Karno itu hanya belongs to political party itu terlalu mengecilkan Bung Karno,” pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x