Mahkamah Agung Beri Pukulan Berat bagi Pendukung Pemblokiran Larangan Aborsi di Texas

- 2 September 2021, 15:49 WIB
ILUSTRASI aborsi.*
ILUSTRASI aborsi.* //PIXABAY

GALAMEDIA    - Makamah Agung AS  membuat keputusan mengagetkan yaitu menolak permintaan darurat dari pihak  penyedia aborsi dan kesehatan wanita untuk memblokir larangan aborsi setelah enam minggu kehamilan.

Keputusan  yang sudah  mulai berlaku di Texas pada Rabu pagi  menjadi pukulan  berat bagi hak – hak aborsi dengan meninggalkan undang – undang negara bagian yang melarang sebagian besar aborsi.

Keputusan Makamah Agung ini merupakan tonggak utama dalam perjuangan atas aborsi, karena "lawan" telah berusaha selama beberapa dekade untuk memutar kembali akses ke prosedur tersebut.

Baca Juga: 7 Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Diperiksa KPI, Ernest Prakasa: Percaya Sama Mekanisme Internal Mereka?

Salah satu dari enam konservatif pengadilan, Ketua Hakim John Roberts, bergabung dengan tiga liberal dalam perbedaan pendapat.

"Perintah pengadilan menakjubkan," tulis Hakim liberal Sonia Sotomayor dalam perbedaan pendapat.

"Disampaikan dengan aplikasi untuk memerintahkan undang-undang yang sangat inkonstitusional yang direkayasa untuk melarang perempuan menggunakan hak konstitusional mereka dan menghindari pengawasan yudisial, mayoritas hakim memilih untuk mengubur kepala mereka di pasir."

Baca Juga: 7 Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Diperiksa KPI, Ernest Prakasa: Percaya Sama Mekanisme Internal Mereka?

Dalam penjelasan yang tidak ditandatangani, mayoritas pengadilan mengatakan keputusan itu "tidak didasarkan pada kesimpulan apa pun tentang konstitusionalitas hukum Texas" dan memungkinkan tantangan hukum untuk dilanjutkan.

Keputusan menggambarkan dampak dari tiga orang konservatif yang ditunjuk oleh mantan Presiden Republik Donald Trump, yang telah "memiringkan" pengadilan lebih jauh ke kanan. Semuanya menjadi mayoritas.

Undang-undang tersebut akan menjadi larangan hampir total penyedia prosedur di Texas, karena 85% hingga 90% izin aborsi diperoleh setelah enam minggu kehamilan. Jadi kemungkinan akan memaksa banyak klinik untuk tutup, demikian keterangan kelompok hak aborsi.

Baca Juga: 7 Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Diperiksa KPI, Ernest Prakasa: Percaya Sama Mekanisme Internal Mereka?

Larangan seperti itu tidak pernah diizinkan di negara bagian mana pun sejak Mahkamah Agung memutuskan Roe v. Wade, keputusan penting yang melegalkan aborsi secara nasional pada tahun 1973.

Texas termasuk di antara selusin negara bagian yang sebagian besar dipimpin oleh Partai Republik, yang melarang prosedur aborsi begitu detak jantung janin dapat dideteksi atau  enam minggu kehamilan dan terkadang sebelum seorang wanita menyadari dirinya hamil.

Pengadilan telah memblokir larangan tersebut, demikian mengutip Roe v. Wade.

Baca Juga: Aksi Bagi-bagi Sembako Jokowi Kembali Picu Kerumunan, dr. Berlian: Konsistensi Pakde Emang Gak Ada Matinya

Tindakan pengadilan atas larangan di Texas bisa menjadi pertanda pendekatan sama  dalam kasus lain yaitu dengan usia 15 minggu di Mississippi di mana negara bagian ini telah meminta hakim untuk membatalkan Roe v. Wade.

Pengadilan akan mendengarkan argumen dalam masa jabatan yang dimulai pada bulan Oktober dengan keputusan yang akan jatuh tempo pada akhir Juni 2022.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x