Pengamat Mujahid 212: Prabowo Bisa Lebih Otoriter Daripada Jokowi Jika Jadi Presiden di 2024  

- 3 September 2021, 16:35 WIB
Damai Hari Lubis/Tangkap layar Kompas TV
Damai Hari Lubis/Tangkap layar Kompas TV /

“Bahkan fakta pelaksanaan terhadap sistem prokes tersebut, menunjukkan Jokowi selaku presiden terang-terangan sengaja beberapa kali melanggar prokes Covid-19,” tuturnya.

Hari pun merinci beberapa pelanggaran prokes yang dilakukan oleh Jokowi, seperti kasus Maumere, menghadiri pernikahan artis Atta Halilintar-Aurel Hermansyah, dan membagikan sembako di Terminal Grogol Jakarta dan Cirebon yang berakhir kerumunan.

Maka dari itu, pujian Prabowo terhadap Jokowi bahwa Prabowo memiliki kesamaan karakter dengan presiden.

“Maka terhadap pujian dari PS (Prabowo Subianto) terhadap kepemimpinan Jokowi, punya makna dirinya merasa selain memiliki kesamaan karakter, setidaknya akan mengikuti perilaku atau paradigma-paradigma politik yang identik atau mirip kebijakan-kebijakan yang Jokowi telah buat dan telah dilakukan selama ini,” ungkapnya.

Meski begitu, Hari sendiri tidak heran bahwa pujian tersebut tidak lepas dan bisa jadi sebagai wujud kesetiaan Prabowo sebagai Menhan sebagai bawahan kepada atasan.

“Namun sebaiknya pujian tersebut tidak perlu diumbar atau disampaikan dihadapan publik. PS cukup aplikasikan kebijakan presiden sesuai tupoksi yang memang mesti ia jalankan,” terangnya.

Baca Juga: Jokowi Tolak Amandemen UUD 1945, Ali Syarief: Bila Diucapkan Pembohong, 1000 Kali Ngomong Tak Ada yang Percaya

Lebih lanjut, Hari menganalisa makna lain dari pujian tersebut.

Baginya, pujian Prabowo memiliki arti jika dirinya jadi presiden di Pilpres 2024, kelak Prabowo juga tidak akan selalu menggunakan UU untuk sesuatu yang dibutuhkan bangsa dan negara.

Terlebih Prabowo memiliki latar belakang militer, sehingga bisa lebih keras kepemimpinanya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x