Biaya Investasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Rp114,24 triliun, Faisal Basri: Proyek Mubazir!

- 4 September 2021, 09:10 WIB
Ekonom Senior Faisal Basri.
Ekonom Senior Faisal Basri. /Tangkapan layar Instagram/

Pilihan lain adalah kereta api Parahyangan dari Gambir atau Jatinegara. Waktu tempuh lebih pasti, sekitar 3 jam. Bisa juga naik pesawat, sekitar 20-25 menit.

Kereta cepat (bullet train) ditargetkan sekitar 45 menit. Jadi mengirit waktu 2 jam 15 menit dibandingkan dengan kereta api Parahyangan atau 1-1,5 jam lebih cepat dibandingkan dengan kendaraan pribadi atau travel tanpa macet.

Jadi, rasanya kehadiran kereta cepat sangat tidak mendesak. Apalagi mengingat kereta cepat sejenis Shinkansen pada galibnya hadir untuk jarak jauh seperti Tokyo-Osaka yang jaraknya hampir sama dengan Jakarta-Surabaya.

Kereta cepat adalah substitusi atau pesaing dekat pesawat terbang. Ada beberapa kelebihan kereta cepat dibandingkan pesawat terbang untuk jarak jauh. Pertama, stasiun kereta cepat biasanya berlokasi di tengah kota sehingga mudah dan lebih cepat terjangkau. Kedua, tidak membutuhkan waktu lama sebelum keberangkatan, sedangkan naik pesawat butuh waktu setidaknya rata-rata 1 jam. Ke Surabaya misalnya, waktu terbang sekitar 1,5 jam. Check in satu jam sebelumnya. Proses sebelum take off dan pengambilan bagasi di tempat tujuan juga butuh waktu. Belum lagi waktu ke dan dari bandara. Total bisa memakan waktu sekitar 5 jam.

Jika dengan kereta cepat, Jakarta-Surabaya bisa ditempuh sekitar 2,5 jam. Tiba di stasiun lima menit sebelum berangkat masih memungkinkan. Jadi, jauh lebih cepat dibandingkan dengan pesawat terbang.

Kereta cepat Jakarta-Surabaya setidaknya bisa singgah di Cirebon dan Semarang, sehingga load factor bisa dioptimalkan. Kedua kota itu sudah memiliki daya beli yang memadai untuk memanfaatkan jasa kereta cepat yang lumayan mewah. Jadi, dari segi permintaan tampaknya kereta cepat Jakarta-Surabaya jauh lebih menjanjikan dan kompetitor dekatnya hanya pesawat terbang.

Kelebihan lain, penumpang bisa istirahat nyaman selama perjalanan dengan kereta cepat, senyaman di pesawat. Bisa beraktivitas untuk menyelesaikan pekerjaan kantor atau membaca.

Untuk mengirit biaya, pembangunan rel kereta api cepat bisa di atas rel kereta api konvensional, jadi tidak ada ongkos pembebasan tanah.

Baca Juga: Soroti Kasus Narkoba Coki Pardede, Hilmi Firdausi: Dia Sering Menghina Islam, Hari ini Allah Tampakkan Aibnya

Yang aneh dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah keikutsertaan PTPN VIII. Apakah pantas perusahaan perkebunan dipaksa berinvestasi di sektor perkeretaapian? Mengapa PTPN VIII tidak didorong untuk mengembangkan industri pengolahan produk-produk perkebunan saja?

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x