Opini WTP LKPP 2020, PKS Beri 23 Catatan Kritis, Netty: Jangan Terbuai,  WTP Bukan Tolok Ukur Kinerja

- 9 September 2021, 08:45 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. /DPR RI/

 

GALAMEDIA - Anggota Banggar DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah jangan terbuai dan berpuas diri dengan capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

“Wajar Tanpa Pengecualian hanya menyoroti serapan anggaran dengan pertanggungjawaban administratif. Capaian ini belum bisa digunakan sebagai tolok ukur kinerja anggaran dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi,"  katanya, dalam keterangan media, Kamis 9 September 2021. 

“Pemerintah tidak boleh terbuai apalagi merasa sudah berhasil karena opini WTP.  Kunci keberhasilan kinerja program harus bisa diukur tingkat keluaran, dampak dan manfaatnya. WTP kurang bermakna dan tidaklah cukup jika pelaksanaan kegiatan di lapangan kacau-balau dan tidak memberikan dampak  signifikan," tambah Netty.

Baca Juga: Ada 19 Kode Redeem FF 9 September 2021 yang Bisa Diklaim! Garena Tawarkan MP40 Crazy Bunny Weapon

Apalagi,  kata Netty, dalam catatan  BPK  terdapat selisih alokasi biaya program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam APBN 2020  dan  publikasi Kementerian Keuangan sebesar  Rp146,69 Triliun. Dalam APBN jumlahnya Rp841,89 triliun,  berbeda dengan publikasi Kementerian Keuangan yang Rp695,2 triliun.

“Ini menunjukkan penggunaan anggaran yang kurang optimal, bisa dibilang asal-asalan. Seharusnya pemerintah dapat mendeteksi kekeliruan tersebut sebelum dilaporkan dalam publikasi pemerintah. Bukan hanya soal angka, tapi juga skema sumber pendanaan,  penggunaan,  maupun manfaat yang diterima oleh rakyat dari program tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Waspada Hujan Disertai Petir: Prakiraan Cuaca di Wilayah Jawa Barat Kamis, 9 September 2021 

Netty juga mengatakan bahwa Fraksi PKS DPR RI beberapa waktu lalu merupakan satu-satunya Fraksi yang mengajukan nota keberatan atau minderheids atas laporan pertanggungjawaban realisasi APBN 2020.

“Pemerintah harus menindaklanjuti 23 catatan kritis FPKS  atas penggunaan APBN 2020," katanya. 

Menurut Netty,  FPKS menyoroti catatan BPK terkait upaya  Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, diantaranya,  kebijakan pelaporan biaya penanganan Covid-19 yang belum mencakup mekanisme pelaporan secara utuh.

Baca Juga: Song Hye Kyo Kantongi Rp 49 Miliar, Penghasilannya Jauh di Bawah Bintang My Love From The Star

Menurut anggota Banggar DPR  RI ini, "Data kegiatan atau pekerjaan pada Pemulihan Ekonomi Nasional tidak terkendali, sehingga terdapat nilai DIPA yang lebih tinggi dari nilai alokasi anggaran."

Selain itu, kata Netty,  ditemukan adanya penggunaan akun khusus Covid-19 yang belum tertib,  program dalam cluster perlindungan sosial belum mempertimbangkan akuntansi bantuan sosial serta pengendalian atas pelaporan realisasi PC-PEN BLT dana desa yang belum sepenuhnya memadai.

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah