Ketertundaan dalam salur bansos sehinga harus dirapel tidak lepas dari kondisi geografis di Gorontalo yang lokasi sulit dijangkau.
Keluarga penerima manfaat sulit ditemui karena KPM rata-rata bekerja sebagai petani di kawasan perbukitan.
Mereka baru kembali ke rumah setelah panen usai. Untuk memudahkan distribusi bansos, Risma juga menginstruksikan agar pemda dan pendamping mengumpulkan KPM di minggu kedua setiap bulan dan pencairan bisa dilakukan secara sekaligus.
Baca Juga: Persib vs PSM, Maung Bandung Pernah Hancurkan Juku Eja Lewat Drama 7 Gol
"Jadi, mereka datang ke kecamatan setiap bulan minggu kedua saja," katanya.
Usah itu dilakukan sebagai wujud juga komitmen pihaknya untuk memastikan keluarga penerima manfaat mendapatkan haknya. Karena menurut Risma bantuan itu sangat berharga bagi keluarga penerima manfaat.
"Satu orang pun akan kami perjuangkan, kasihan penerima manfaat pak. Kalau perlu pendamping tulis surat untuk KPM yang bertani tadi, biar mereka tahu mereka menerimanya berapa," tandasnya.
Sebelumnya dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Risma dengan pakaian batik mengamuk sembari menunjuk-nunjuk koordinator penyaluran bansos di Gorontalo. Bahkan, ia marah di hadapan Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim.
Kemarahannya itu dipicu adanya perbedaan laporan antara Program Keluarga Harapan (PKH) setempat dengan data yang disampaikan pejabat Kemensos.