"Kita hidup di zaman paradoks. Ilmu sosial modern telah membekali kita dengan semua pengetahuan yang kita butuhkan untuk memerintah dengan baik, namun bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu seperti pendahulu Biden, Donald Trump, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Inilah mengapa keberhasilan Jokowi patut diapresiasi lebih luas. Dunia dapat belajar banyak dari model pemerintahannya yang baik," ujarnya.
Dalam narasinya Project Syndicate melalui akun Twitter @ProSyn menyebutkan pengalaman pribadi Jokowi jadi kunci pencapaiannya.
"Pengalaman pribadi Jokowi tentang kemiskinan adalah kunci untuk memahami pencapaiannya, menurut pendapatnya
@mahbubani_k," cuitnya.
Salah seorang netizen asal Indonesia Teguh Sudarisman mengaku keheranan dengan pernyataan mantan diplomat tersebut.
"Sulit dipercaya bahwa artikel ini ditulis oleh seorang ahli dari ANU. Tidak ada yang baru dalam artikel ini kecuali pujian seperti yang ditulis oleh buzzer," ujar pengajar di bidang IT ini.
Ia pun menyarankan kepada Kishore untuk lebih meneliti, khususnya terkait utang Indonesia.
"Perlu diteliti lebih lanjut tentang jumlah utang yang dibuat pemerintah Jokowi, yaitu 2 kali lipat utang yang dibuat oleh 6 presiden sebelumnya...," ujarnya.
Akademisi dari Cross Culture Institute, Ali Syarief pun menyatakan pernyataan Kishore tersebut tidak benar.