Faisal kemudian mempertanyakan, apakah proyek tersebut benar merupakan proyek transportasi kereta cepat, atau justru hanya proyek properti.
Sebab jalurnya melewati sejumlah titik pusat perbelanjaan seperti Summarecon hingga Lippo Group.
Lebih jauh, politikus ini juga menganalisa, akan banyak kebijakan yang berbau unsur politik dalam 10-20 tahun ke depan.
Oleh karena itu, dia mengingatkan bahwa kebijakan publik harusnya bebas dari unsur politik.
Akhirnya Faisal juga menyoroti pembangunan Kuala Tanjung di Sumatera Utara.
“Nah, nggak laku. Di create-lah proyek untuk membuat Kuala Tanjung itu ramai, namanya Sumatra Food Estate. Jadi untuk menutupi salah desain, di-create sesuatu yang tambah kacau,” ungkapnya.
"Lagi, satu KA Trans Sulawesi itu keblinger, karena yang bagus di Sulawesi itu namanya Ro-Ro yang jalan 24 jam karena Sulawesi cantik, jadi nggak cocok untuk kereta api,” imbuhnya.
Baca Juga: Unggah Foto Hoax, MenPAN RB Tjahjo Kumolo: Mohon Maaf Postingan Jalan Tol di Jabar Ternyata Salah
Dia mengingatkan, sejumlah proyek gagal itu akan berdampak langsung pada Presiden Joko Widodo (Jokowi), terlebih saat lengser karena akan dinilai sebagai presiden yang meninggalkan proyek mangkrak.