Kredit UMKM Tumbuh 12,50 persen, Laba Rp19,07 Triliun, BRI Makin Sehat dan Kuat

- 27 Oktober 2021, 11:48 WIB
BRI Semakin Sehat dan Kuat Karena Kinerja Hingga Kuartal III Yang Meroket, Dan Kredit UMKM Tumbuh 12,50 Persen
BRI Semakin Sehat dan Kuat Karena Kinerja Hingga Kuartal III Yang Meroket, Dan Kredit UMKM Tumbuh 12,50 Persen /BRI/


GALAMEDIA – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu mencatatkan kinerja yang sehat dan kuat hingga akhir kuartal III Tahun 2021.

Sinyal positif kinerja konsolidasian BRI tercermin dari penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp.1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen  year on year (yoy), dimana angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21 persen .

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta, Rabu 27 Oktober 2021.

Sunarso mengungkapkan, salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50 persen  yoy atau mencapai Rp.848,60 triliun pada akhir September 2021.

Baca Juga: Kejar Target Kekebalan Komunal 70 Persen, BIN Kembali Gelar Vaksinasi Massal di Kabupaten Bogor

Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65 persen  pada akhir September 2020 menjadi 82,67 persen  pada akhir September 2021.

“Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, disamping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” ujar Sunarso.

Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp. 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp. 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp. 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp. 177,83 triliun.

BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, dimana hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28 persen  pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94 persen.

Baca Juga: Ditendang Kapolres Nunukan, Brigadir Sony Minta Maaf, Gus Umar: Korban yang Dipukul yang Minta Maaf, Ajaib!

Dari sisi liabilities, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp. 1.135,31 triliun.

Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp.470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy. Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik.

Pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen.

“Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun, Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” imbuh Sunarso.

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh. Hingga akhir kuartal III tercatat aset BRI mencapai Rp.1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy.

Baca Juga: Baim Wong Kembali Dihujani Komentar Pedas Usai Jenguk Dorce Gamalama, Netizen: Apa-apa Dijadiin Konten!

Sementara itu, laba BRI per September 2021 tercatat Rp.19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen yoy.

“Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” ujarnya.

Index Bisnis UMKM: Optimisme Pelaku UMKM Menyongsong Akhir Tahun

Dalam kesempatan yang sama, Sunarso juga menyampaikan hasil riset Indeks Bisnis UMKM pada Kuartal III 2021. Indeks Bisnis UMKM, yang sebelumnya bernama BRI Micro & SME Index (BMSI), merupakan indeks pertama yang merekam kondisi UMKM secara rutin di Indonesia.

Melalui indeks ini, bisa diketahui kinerja pelaku UMKM pada kuartal tertentu, dan ekspektasi mereka dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.

Hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM pada Q3 2021 tercatat menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya meningkatnya kasus penularan infeksi Covid-19 akibat second wave pada periode Juni dan Juli lalu.

Baca Juga: Devano Danendra Bintangi Serial Web Teluk Alaska Bareng Syifa Hadju, Netizen: Gak Sabar!

Pemberlakuan PPKM Mikro Darurat yang menyebabkan aktivitas dan omset usaha yang menurun, sehingga menyebabkan indikator kegiatan usaha lainnya seperti pemesanan dan persediaan barang input serta penggunaan tenaga kerja pun ikut menurun.

“Namun, pelaku UMKM kembali sangat optimis menyongsong Kuartal IV 2021 karena pandemi Covid semakin terkendali, disertai dengan relaksasi PPKM Mikro dan pembukaan kembali kegiatan usaha. Hal tersebut tergambar dalam ekspektasi Indeks Bisnis UMKM yang naik signifikan 49,8 persen  ke level 132,0 (jauh di atas 100),” ujar Sunarso.

Dalam hasil riset ini juga menunjukkan fakta bahwa meskipun sangat terdampak pandemi, namun pelaku UMKM cukup kuat bertahan dan resilien terhadap krisis yang terjadi.

Tercatat hanya 20 persen pelaku UMKM yang pernah berhanti beroperasi selama periode pandemi, yakni pada Maret 2020 hingga September 2021.

Baca Juga: Rangkaian Ledakan Keras di Pabrik Petasan Kagetkan Warga Tangerang, Puluhan Orang Tewas pada 27 Oktober 2017

Sementara sisanya yakni sebesar 80 persen UMKM terus mempertahankan dan menjalankan bisnisnya di tengah kondisi yang menantang.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x