“Kan dari awal memang ide itu ide untuk menggerogoti prestasi SBY kan,” imbuhnya.
Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Instruksikan Pengurus Daerah Siap Rakernas: Jangan Asal Datang Saja!
Ahli filsuf ini juga heran dengan metodologi yang dilakukan oleh Hasto maupun PDIP.
“Jadi kalau, bagaimana metodologinya kalau Hasto atau PDIP mensponsori analis untuk membandingkan Jokowi dan SBY. Lah Jokowi itu kader partai, dari situ aja metodologinya sudah kacau. Itu yang namanya jeruk ngupas jeruk di kebun jeruk,” tutur Rocky.
Oleh karena itu, Rocky menduga PDIP telah melakukan survei internal dan menemukan suara Partai Demokrat naik.
“Menurut psikologinya, pasti ada survei internal PDIP yang menemukan bahwa suara Partai Demokrat naik, karena itu dia panik,” jelasnya.
“Jadi di situ konyolnya, kan terbaca tuh. Kalau dia gak anggap AHY, atau PD naik maka dia gak akan bikin upaya untuk menurunkan elektabilitas Demokrat,” sambungnya.
Baca Juga: Dengan Gerakan Dordar, Kecamatan Cisewu Bisa Sumbangkan 300 Labu per Triwulan
Lebih lanjut, Rocky juga menjelaskan hal ini secara psikologi, di mana ada psikologi terbalik dalam hal ini.
“Jadi secara psikologi kita bisa lihat semacam reverse psychology, psikologi terbalik, orang yang ngotot untuk mempersoalkan sesuatu itu artinya dia tahu bahwa sesuatu itu justru yang sangat baik,” terangnya.