Ali Syarief: Kalau Sering Didemo, Itu Tanda Ada Kebijakan yang Salah! Jokowi Tahu Artinya Demo?

- 28 Oktober 2021, 21:39 WIB
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief menyebutkan sejumlah ciri kerobohan rezim.
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief menyebutkan sejumlah ciri kerobohan rezim. /Instagram @alisyarief50

GALAMEDIA – Memperingati Hari Sumpah Pemuda, sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi demo untuk evaluasi kinerja dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Sayangnya, Jokowi tidak menemui satu pun demonstran yang terus menyampaikan aspirasinya.

Akademisi Cross Culture, Ali Syarief lantas bertanya pemahaman Jokowi terkait demo.

“Tahu nggak artinya orang berdemo @jokowi ?” ujarnya melalui Twitter pribadi @alisyarief Kamis, 28 Oktober 2021.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 29 Oktober 2021: Ucapan Andin Tak Mempan, Irvan Tetap Batalkan Operasi Nino

Dia mengatakan, bila demo terus terjadi, itu merupakan pertanda bahwa ada kebijakan yang salah.

“Klu keseringan di Demo, itu tanda bahwa ada kebijakan yg salah,” tuturnya.

Bukan pendemo yang harus dibubarkan, melainkan kebijakan yang harus disesuaikan.

“Bukan Pendemonya yg dibubarkan, tp kebijakan2nya yg harus disesuaikan,” sambungnya.

Ali juga mengusulkan agar Jokowi membuat sebuah forum dua arah dengan rakyat.

“Coba dibuat forum 2 arah dg rakyat, pasti demonya hilang,” usulnya.

“Main ke Kampus, ke-Asosiasi2, dialoglah,” pungkasnya.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Semprot Susi Pudjiastuti Terkait Harga PCR: Saat Kau Jadi Menteri Tak Ada Hasil

Sebagaimana diketahui, hari ini, Kamis, 28 Oktober 2021, ada banyak elemen masyarakat yang menyampaikan aspirasi kepada pemerintahan Jokowi.

Aksi ini juga diikuti oleh kelompok massa yang mengatasnamakan dirinya aliansi rakyat menggugat (ARM) di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Mereka melakukan long march dari arah Jalan Merdeka Selatan (depan Gedung Balaikota) menuju Patung Kuda sembari membentangkan berbagai spanduk.

Spanduk besar yang dibawa tersebut dilengkapi dengan tulisan, ‘Mosi Tidak Percaya Kepada DPR RI dan Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Jokowi Mundur..!!'.

Selain membawa spanduk, ARM juga membawa bendera buruh PPMI dan berbagai poster.

Baca Juga: Dapat Jabatan Baru di Kazakhstan, Refly Harun: Fadjroel Sengaja Ditendang Istana, Kerjanya Tak Memuaskan

Dalam poster tersebut tertulis tulisan aspirasi seperti ‘Ngurus Cabe Aja Gak Becus, Minta 3 Periode’, dan ‘Stop Arogansi Aparat’.

Tak berhenti sampai di situ, ARM juga menyinggung penjajahan gaya baru ‘Usir Penjajah Gaya Baru’.

Bahkan mereka meminta pemerintahan saat ini untuk membebaskan Habib Rizieq Shihab, ‘Bebaskan Habib Rizieq’ demikian yang tertulis dalam poster.

Selain ARM, Gerakan Buruh Masyarakat (Gebrak) juga menggelar aksi demo di lokasi yang sama.

Baca Juga: Hasto Buat Beasiswa untuk Evaluasi Rezim Jokowi dan SBY, Rocky Gerung: PDIP Panik Suara PD Naik Drastis

Koordinator Gebrak, Nining Eltos menyatakan bahwa pihaknya tak heran ketika perwakilan dari Istana belum menemui mereka untuk memenuhi 13 tuntutan aksi.

Menurutnya, rezim saat ini hanya memperhatikan orang mampu alias kaya.

“Inilah pemerintah kita hari ini, kalau orang-orang yang bermobil mewah, berpakaian rapi itu pasti diterima, tapi itu sudah diperlihatkan rezim Jokowi-Maruf rakyat tidak penting bagi mereka. Padahal kekuasaan yang diraih mereka hari ini dipilih oleh rakyat,” tegasnya pada wartawan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah