Beberkan 3 Bukti ‘Tangan Dingin’ SBY Soal Garuda Indonesia, Said Didu: Saya Salah Seorang Pelaku Sejarah!

- 31 Oktober 2021, 18:19 WIB
Ilustrasi - Pesawat Garuda Indonesia
Ilustrasi - Pesawat Garuda Indonesia /Fuzz / Pixabay

GALAMEDIA – Pengamat Kebijakan Publik, Muhammad Said Didu (MSD) menceritakan kondisi Garuda Indonesia di saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menjabat menjadi Presiden RI ke-6.

Menurutnya, kondisi Garuda Indonesia saat itu tengah diambang kebangkrutan.

“Tahun 2004, Garuda Indonesia hampir bangkrut,” kata dia melalui akun Twitter-nya, Minggu, 31 Oktober 2021.

Setahun kemudian, semua pesawat Garuda Indonesia dilarang terbang ke luar negeri.

Baca Juga: Indonesia Ketua G20, Negara Berkembang Termasuk Indonesia Akan Diperhatikan Kesejahteraannya

“2005 Garuda Indonesia tidak bisa ke LN karena pesawat akan ditahan lessor apbl ke LN,” imbuhnya.

Tepat pada 2006, SBY berhasil mengubah Garuda Indonesia dari perusahaan yang hampir bangkrut menjadi perusahaan yang bonafit.

Menurutnya, perubahan tersebut tidak lepas dari tiga bukti ‘tangan dingin’ SBY.

Pertama, Garuda Indonesia diberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 1 juta.

Kedua, kantor Garuda Indonesia dibeli oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai Rp 450 miliar.

Baca Juga: Pakar Bereaksi Usai Anwar Abbas Sebut Indonesia Tak Bisa Dibanggakan Jika Perusahaan Garuda Indonesia Bangkrut

Ketiga, keuntungan yang diterima Garuda Indonesia mengalami lonjakkan tajam.

“2006 Garuda Indonesia diberikan PMN Rp 1 juta dan kantor Garuda Indonesia dibeli oleh KemBUMN dan terus sehat dan laba melonjak. Saya salah seorang pelaku sejarah tersebut,” ungkap mantan Staf Khusus Menteri BUMN itu.

Sebelumnya, politisi Partai Demokrat, Soeyoto telah membeberkan kondisi Garuda Indonesia di era SBY dan Joko Widodo (Jokowi).

“Tahun 2012 Garuda Indonesia meraih laba luar biasa. Bahkan tahun 2016 masih meraih untung,” cuitnya, Minggu, 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Garuda Indonesia Dikabarkan Akan Bangkrut, Said Didu Pamer Pernah Selamatkan Maskapai Pelat Merah

“Baru tahun 2018 laporan keuangan diotak-atik laporannya untung kemudian diralat menjadi rugi,” sambung dia.

Dengan begitu, ia merasa khawatir jika rezim Jokowi akan mengambinghitamkan rezim SBY atas masalah tersebut.

“Kalau hari ini terancam ditutup/dipailitkan masa sih masih berteriak itu kesalahan masa lalu,” ungkapnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x