"Karena kita kendaraannya subsidi pada masyarakat jadi yang pendapatan mungkin lebih kecil dari biaya pengoperasian. Pendapatan untuk tahun 2021 mengalami penurunan cukup jauh. Per Oktober belum sampai Rp 2 miliar, sementara penganggaran operasional di Rp 6 miliar. Jadi gapnya cukup jauh. Load factor penumpang kecil juga enggak hanya TMB, DAMRI angkot juga sama mengalami penurunan load factor penumpang lebih dari 50 sampai 60 persen," terangnya.
Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Sebut Menteri Agama Harus Beragama Islam, Ternyata Ini Alasannya
Pihaknya, kata Yudhiyana, terus lakukan koordinasi dengan DAMRI. Beberapa waktu lalu, pihaknya bersama 4 Dishub Kabupaten/Kota yang didaerahnya terdapat pengoperasioan DAMRI pun diundang Dishub Jabar. Di dalam rapat tersebut, pihaknya menyampaikan kondisi di lapangan dan harapan adanya bantuan karena yang terdampak pandemi tak hanya DAMRI.
"TMB juga mengalami penurunan penganggaran di tahun 2022 yang cukup besar, sehingga kita dituntut berimprovisasi, sehingga pelayanan tetap baik," tuturnya.
"Nampaknya akan jadi bahan pemikiran provinsi dan meraka akan turun tangan terkait berhentinya beberapa rute DAMR di beberapa wilayah di Jabar," ungkapnya.***