Ray Rangkuti Mengaku Dukung Jokowi di 2014 dan 2019: Namun yang Ke ‘Kiri’ Itu Bukan Saya!

- 2 November 2021, 21:00 WIB
Ray Rangkuti Mengaku Dukung Jokowi di 2014 dan 2019: Namun yang Ke ‘Kiri’ Itu Bukan Saya!
Ray Rangkuti Mengaku Dukung Jokowi di 2014 dan 2019: Namun yang Ke ‘Kiri’ Itu Bukan Saya! /Instagram.com/@ray2rangkuti

GALAMEDIA – Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti mengaku mendukung Megawati di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 dan 2009.

Serta mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 dan 2019.

Hal ini disampaikan Ray dalam dialog bersama Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun melalui kanal Youtube Refly Harun.

Baca Juga: INNALILLAHI..Driver Ojol Tertimpa Pohon Tumbang, Begini Kondisinya

“2004, saya Ibu Mega seingat saya. 2009 itu tetap Mega seingat saya,” ungkapnya.

“2014 tuh baru Pak Jokowi, iya Pak Jokowi (2019),” imbuhnya.

Refly pun menilai bahwa Ray puas dengan kinerja Jokowi pada 2014 sampai 2019, sehingga dia memutuskan untuk memilih Jokowi lagi di 2019.

Ray pun mengakui bahwa dia cukup puas dengan kinerja Jokowi di periode pertama.

Namun seiring berjalannya waktu, Jokowi menurut Ray malah jalan ke ‘kiri’ dan tidak bersamanya lagi.

Baca Juga: LEMBANG Dataran Tinggi Pun Terendam, BANJIR Kepung Bandung Raya, Jalanan Berubah jadi Sungai

“Iya (puas). Itu yang disebut dengan konsisten bung. Jadi kalau Anda tetap di sini, saya bersama Anda, tapi kalau Anda yang miring ke kiri, saya tetap lurus. Jadi yang ke kiri itu bukan saya,” tuturnya.

Meski begitu, Ray mengaku tidak menyesal dengan keputusannya untuk memilih Jokowi.

Ray yang sekaligus pengamat politik juga menjelaskan apa fungsi dari pemilih.

“Bung, bukan soal penyelasan, untuk apa Anda menyesal kan sudah berlalu. Itulah fungsi dari yang kita sebut sebagai pemilih. Kalau Anda berjalan sesuai dengan alur yang kita sepakati bersama ya Anda saya dukung. Tapi kalau Anda tidak melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang diikat secara komitmen, ya Anda akan saya kritik,” terangnya.

Baca Juga: BANJIR KEPUNG Bandung Raya, LONGSOR di Lembang Tutup Akses Cimahi-Bandung Barat

Hal inilah, kata dia, yang harus diajarkan pada masyarakat Indonesia.

“Itu yang harus kita ajarkan ke masyarakat kita. Jadi di kita ini kan sering terbelah, karena apa? Karena dia mengikat kontrak mati, gitu kan. Jadi gak bisa pindah, betapa pun itu menjengkelkan, pilihannya tetap ya dukung dia saja,” katanya.

Menurutnya, kontrak dengan pemimpin haruslah kontrak janji dan visi.

“Kontrak dengan pemimpin itu kontrak janji, kontrak visi. Kalau pemimpinnya gak menjalankan visi misi, ya Anda kritik dia. Itu tugas selanjutnya dari pemilih adalah mengawasi dia,” pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x