Network
GALAMEDIA – Politisi Demokrat, Cipta Panca Laksana menyinggung soal pihak yang enggan membayar pajak.
Menurutnya, pengusaha kaya raya merupakan satu dari sekian banyak yang enggan membayar pajak.
Bahkan, ia menduga jika pengusaha tersebut terlibat kongkalingkong dengan petugas pajak.
“Ampun om Yustinus Prastowo yang ogah bayar pajak itu biasanya malah pengusaha kaya raya yang biasanya kongkalingkong sama petugas pajak,” ujarnya melalui akun Twitter-nya, seperti dilansir Galamedia, Kamis, 4 November 2021.
Cuitan ini ditujukan guna merespons pemberitaan yang berjudul ‘Stafsus Sri Mulyani: Kalau Emoh Utang, Jangan Ogah Bayar Pajak’.
Dengan begitu, ia meminta Yustinus Prastowo selaku Staf Khusus Menteri Keuangan (Stafsus Menkeu) untuk tidak memarahi rakyat yang kini sedang berderai.
“Kami rakyat berderai ini jangan dimarahi terus om Yustinus Prastowo,” pinta Cipta.
Menyoroti soal itu, Yustinus Prastowo mengaku jika dirinya tidak sedang memarahi siapa-siapa, melainkan hanya mengajak publik untuk patuh terhadap pajak.
Baca Juga: SEGERA BERLANGSUNG, LINK LIVE STREAMING Persela vs Persib, Kick Off Pukul 20.30 WIB
“Hehe yang marah itu siapa? Wong diskusi kemarin disampaikan dengan santai dan sejuk,” cuit Yustinus, Kamis, 4 November 2021.
Menurutnya, ajakan patuh pajak itu berlaku universal tanpa memandang zaman ataupun rezim.
“Ajakan untuk patuh pajak itu berlaku universal lintas zaman dan rezim, jangan dikerdilkan hanya karena beda pilihan politik,” ungkapnya.
Dengan begitu, ia meminta Cipta untuk memeriksa pemikiran Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenai pajak.
“Coba bung Cipta Panca Laksana cek pemikiran mas AHY soal pajak,” pinta Yustinus.
Baca Juga: Suami Vanessa Angel Ternyata Pengurus Harian, AMPG Berbelasungkawa
“Syukurlah kalau mas Yustinus Prastowo enggak marah,” balas Cipta.
Untuk memperjelas statement-nya, Yustinus menjelaskan, Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut memberi andil atas reformasi pajak.
“Setahu saya reformasi pajak yang paling fenomenal utk mendorong kepatuhan itu dimulai era Pak SBY. Itu fondasi yang sangat bagus dan patut dilanjutkan,” ungkapnya.
“Janganlah hanya karena beda warna politik kita abaikan hal yang mendasar bagi kehidupan publik,” sambung dia.***
