Direktur Bio Farma Bongkar Alasan Harga Tes PCR Mahal, Kini Lebih Murah dari Arab dan Malaysia

- 9 November 2021, 14:42 WIB
Dirut PT Bio Farma Honesti Basyir.
Dirut PT Bio Farma Honesti Basyir. /Bio farma

GALAMEDIA - Bio Farma akhirnya buka suara terkait mahalnya biaya tes polymerase chain reaction (PCR) pada awal Covid-19.

Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan bahwa mahalnya tes PCR disebabkan karena para penyedia menyiapkan bundling beserta paket pemeriksaan.

Honesti Basyir juga mengatakan pada awal pandemi Covid-19, komponen pemeriksaan masih harus diimpor.

Baca Juga: Ungkap Kecelakaan Mobil Vanessa Angel, Tim Ahli Ikut Dilibatkan

Pernyataan itu disampaikan Direktur Utama PT Bio Farma dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi VI DPR RI, pada Selasa, 9 November 22021.

Honesti Basyir mengatakan bahwa pada awal pandemi, harga tes PCR bervariasi, mulai harga Rp 3,5 juta - Rp 2,5 juta.

"Pada awal pandemi Covid-19, harga bervariasi ada yang sampai Rp 3,5 juta atau Rp 2,5 juta, karena kebanyakan mereka membundling service," kata Honesti dikutip Galamedia dari laman PMJ.

Baca Juga: AWAS! Ketahui Racun dalam Tubuh Serta Cara Mengatasinya Menurut Dr. Zaidul Akbar

Walaupun demikian, Honesti menyatakan bahwa harga tersebut bukan hanya mencakup tes PCR, namun juga termasuk foto thorax.

"Ini tak murni tes PCR tapi juga dengan foto thorax, selain dari karena tak adanya penentuan harga dari pemerintah," jelas Honesti Basyir.

Namun, Honesti Basyir mengatakan bahwa hal tersebut berubah usai pemerintah mengambil alih dan menentukan harga tertinggi tes PCR yang bisa didapatkan masyarakat.

Baca Juga: Cukup dengan HP Lho! Begini Cara Cek Nama Penerima BLT Anak Sekolah, Balita dan Ibu Hamil

Ia pun menyatakan bahwa beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura justru biaya tes PCR nya lebih mahal dari Indonesia.

"Saya juga berkesempatan kemarin di Uni Emirat Arab, ternyata harganya jauh lebih mahal dari yang di sini (Indonesia)," ujarnya.

Mengetahui hal tersebut, Basyir optimis bahwa dengan meningkatnya suplai pasokan bahan baku dari dalam negeri, mampu menekan biaya tes PCR menjadi semakin murah.

Ditambah di masa depan akan muncul kolaborasi bisnis pemasok bahan tes di Indonesia.

"Kami yakin dengan adanya semakin banyak suplai dalam negeri bisa kita turunkan dengan level tertentu," katanya.

Baca Juga: Sempat Vakum 6 Bulan Akibat Pandemi, Lupba Cafe Kadin Bandung Kembali Dibuka

"Dan dengan bisnis model sendiri, dari kolaborasi dari pemilik mesin sendiri, pemilik reagen sendiri mungkin bisa menekan harga sampai level tertentu," terangnya.

Basyir berharap langkah pemerintah dalam menentukan harga tertinggi dari reagen RT PCR dapat membantu biaya tes PCR lebih terjangkau di masyarakat.

Diketahui, pada awal pandemi Covid-19, harga tes PCR di Indonesia mencapai Rp 3,5 juta lalu turun ke angka Rp 2,5 juta.

Kemudian, harga tes PCR ini sempat menjadi perhatian masyarakat karena terdapat kebijakan calon penumpang pesawat yang wajib menunjukkan hasil tes PCR.

Baca Juga: Resep Nasi Goreng Singapura dengan Rasa Oriental Super Yummy

Masyarakat pun kemudian memprotes dengan mahalnya harga tes PCR yang menjadi syarat calon penumpang pesawat tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun meminta untuk menurunkan harga tes PCR.

Akhirnya, sesuai arahan presiden, maka harga tes PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300.000 dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x