Network
GALAMEDIA - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest menyoroti banjir yang mengepung sejumlah titik di DKI Jakarta.
Rian mengatakan, penyebab banjir di DKI Jakarta itu terus-terusan terjadi lantaran normalisasi sungai yang sampai saat ini tersendat.
Menurutnya, sungai-sungai di DKI Jakarta sangat sempit dan tidak cukup mengalirkan air deras di musim hujan sehingga menyebabkan banjir terus terjadi.
"#BanjirJakarta terus terjadi? WHY? Normalisasi fungsi sungai tersendat. Sungai kita sempit, ga cukup mengalirkan air deras di musim hujan," kata Rian Ernest melalui cuitan diakun Twitter pribadinya, dikutip Galamedia, Selasa 9 November 2021.
Baca Juga: Pengamat: Ada 5 Calon Pengganti Andika Perkasa Sebagai KSAD, Dudung Abdurachman Favorit Netizen
Rian kemudian menambahkan hal lain yang menurutnya menjadi penyebab banjir di DKI Jakarta terus-terusan terjadi.
Ia mengatakan, sungai-sungai di DKI Jakarta seharusnya sudah di normalisasi. Namun hal itu urung dilakukan karena pembebasan lahan tidak berjalan lancar.
"Pembebasan lahan yang harus dilakukan untuk normalisasi ga berjalan," ujarnya.
Lebih lanjut, Rian Ernest menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai orang yang harus bertanggung jawab dengan banjir yang mengepung ibu kota tersebut.
Baca Juga: Terekam CCTV 2 Orang Berjaket Lemparkan 'Bom' di Rumah Veronica Koman, Grab Indonesia: Kami Sudah Telusuri
Hal itu dikarenakan Anies Baswedan yang lebih memilih menjalankan proyek Formula E, ketimbang menormalisasi sungai-sungai di DKI Jakarta.
Apalagi ketika Anies Baswedan membatalkan anggaran untuk normalisasi sungai-sungai di ibu kota, membuat Rian Ernest semakin geram terhadapnya.
Menurutnya, pilihan politik Anies Baswedan itu sudah sangat merugikan masyarakat DKI Jakarta yang terdampak banjir.
Baca Juga: Lima Desa di Muara Gembong Terendam Banjir Rob Selama Lima Hari
"Karena sebagai politisi, @aniesbaswedan, kejar pencapaian untuk 2024: Formula E. Pilihan politik @aniesbaswedan merugikan warga DKI yang terdampak #BanjirJakarta," tuturnya.***
