KSAD Dudung Ungkap Alasan Copot Baliho HRS: Satpol PP Ketakutan Didatangi FPI Bawa Parang, Masa Kita Diam?

- 1 Desember 2021, 08:48 WIB
KSAD Dudung Abdurachman
KSAD Dudung Abdurachman /ANTARA/Hans Arnold Kapisa

GALAMEDIA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya buka suara soal pencopotan baliho-baliho Habib Rizieq Shihab (HRS).

Dudung mengatakan ada hal yang melatarbelakangi dirinya turun ke lapangan untuk menurunkan baliho-baliho tersebut.

Salah satunya ia melihat baliho-baliho HRS di Kodam Jaya dengan narasi seruan jihad hingga revolusi.

Baca Juga: Waspadai Jabar Diguyur Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Rabu, 1 Desember 2021

"Saya masuk ke Kodam Jaya, saya lihat baliho bergelimpangan, nada-nadanya kok seruan jihad, revolusi akhlak, baliho di sembah-sembah, saya pelajari apa ini," kata KSAD Dudung Abdurachman, yang dikutip Galamedia dari channel Youtube Deddy Corbuzier, Rabu 1 Desember 2021.

Sebelum memutuskan menurunkan baliho-baliho HRS itu, Dudung juga mengakui sudah mempelajari video-video dakwah dari mantan Imam Besar FPI.

Dudung mengaku geram ketika menemukan video HRS yang dengan berani menghina Presiden Jokowi hingga membuatnya merasa harus melakukan sesuatu.

Baca Juga: Konferensi Dakwah dan Media Islam, Momentum Menguatkan Islam Melalui Dakwah Digital

"Saya pelajari juga video-video sebelumnya, apa yang dilakukan Rizieq Shihab itu, berani sekali dia mengatakan pimpinan kita, presiden kita dengan kata-kata yang tidak bagus. Sebagai warga negara, mengganti nama presiden dengan kata-kata tidak benar, mendidih darah saya, panas sudah," tuturnya.

Mantan Pangkostrad itu pun menyatakan HRS dan FPI sudah sangat meresahkan. Hal itu ditandai laporan Kapolda Metro Jaya terhadap Gubernur DKI Jakarta.

Keresahan juga dirasakan Wali Kota Jakarta Utara melayangkan surat pada TNI untuk meminta bantuan bagi polisi dan Satpol PP yang sedang mencopot baliho-baliho HRS.

Baca Juga: Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19, ASN Dilarang Cuti saat Nataru

Dudung yang saat itu masih menjabat Pangdam Jaya pun memutuskan mengerahkan pasukan.

Apalagi saat itu, ada kejadian di mana FPI menggeruduk kantor Satpol PP Jakarta Utara  tengah malam, meminta agar baliho-baliho HRS itu kembali dipasang.

Dari kejadian itu, Dudung menilai negara harus hadir. Jika FPI dibiarkan, menurutnya malah akan membahayakan.

"Bayangkan kita dapat 338 baliho, kantor Satpol PP Jakarta Utara didatangi dan disuruh pasang lagi jam 11 malam, kan gendeng itu. Memang mereka ini siapa, di situ saya bilang, negara harus hadir. Kalau dibiarkan bisa berbahaya," terangnya.

Baca Juga: Berikan Bantuan Warga Terdampak Bencana Banjir Bandang, Kajari Garut Mendadak Jadi Koki

Tak hanya itu, Dudung menyampaikan alasan lain terkait keputusannya membantu polisi dan Satpol PP mencopoti baliho-baliho HRS.

Dikatakannya, Satpol PP ketakutan didatangi FPI yang membawa parang dan senjata tajam lainnya. Karena itu Dudung menyatakan pihaknya tidak bisa berdiam diri.

"Satpol PP sudah ketakutan, didatangi bawa parang bawa segala kok, masa kita diam aja," pungkasnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x