Padahal, kata Sandra, standar negara maju di Asia dan Eropa bisa sekitar 20-30 persen.
“Padahal standar negara maju di Asia saja tax ratio nya sekitar 20-an persen. Lebih jauh tertinggal lagi bila dibandingkan dengan negara Eropa yang rata-rata tax ratio 30-an persen,” katanya pada wartawan, Rabu, 1 Desember 2021.
Baca Juga: Rincian Harga Emas di Pegadaian di Hari Pertama Bulan Ini 1 Desember 2021: Antam Stabil, UBS Naik
Lebih lanjut, Sandra mengatakan bahwa utang Indonesia terus meroket dengan bunga yang tinggi.
Sedangkan alasan pemerintah untuk terus menarik utang baru didasarkan pada penerimaan pajak yang rendah.
Padahal, sudah jelas, katanya, penerimaan pajak rendah terjadi karena kurang cakapnya kinerja Menkeu.
Sehingga Sandra menarik kesimpulan, bila Sri Mulyani terus menjabat, dipastikan pemerintah akan terus menarik utang dengan bunga yang tinggi.
Baca Juga: Konferensi Dakwah dan Media Islam, Momentum Menguatkan Islam Melalui Dakwah Digital
“Saking tingginya bunga utang Indonesia (hingga 7 persen), besarnya sampai 2 hingga 3 persen di atas negara-negara peers di ASEAN seperti Filipina dan Vietnam,” tuturnya.
Dia juga menilai, selama di bawah Sri Mulyani, Indonesia akan berada di ‘lingkaran setan’