“Tapi sayangnya tidak ada (orang) Tionghoa yang mau maju. Kalau dia mau maju, gagal. Apalagi Tionghoanya Muslim wah itu tidak ada yang ngalahin itu,” katanya.
Baca Juga: Calon Ibu Kota Baru Indonesia Dilanda Banjir, Said Didu: Katanya Bebas Banjir
Kendati begitu, Arief tetap kekeuh bahwa pemimpin Tanah Air harus dari etnis Jawa.
Dia berpendapat, pemimpin dari kalangan Jawa merupakan bagian dari tradisi kepemimpinan Indonesia. Jikapun ada dari luar Jawa maka dipastikan tidak akan menang.
“Presiden harus dan pasti orang Jawa, yang lain boleh mencalonkan tapi percuma habis nanti karena ada 20 persen threshold-nya, karena akan kalah,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, Jusuf Kalla sudah mengakui hal ini dulu.
“Pak JK sendiri kan sudah ngakuin kan, ngakuin yang menang pasti matoritas Jawa, karena dulu dia lawan siapa itu wakilnya itu Wiranto 12 presen kan,” pungkasnya. ***