Ini Penyebab Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh di Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021

- 10 Januari 2022, 14:22 WIB
Sriwijaya Air SJ 18
Sriwijaya Air SJ 18 /Tangkapan Layar Google Maps Pulau Laki

GALAMEDIA - Publik masih bertanya-bertanya mengenai penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 lalu.

Sejumlah analisis penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu pada tahun lalu sudah dimunculkan berbagai pihak.

Pernyatan tentang kemungkinan penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu muncul dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Baca Juga: Ambisi Raffi Ahmad Datangkan Mesut Ozil ke RANS FC Cilegon Kian Nyata, Media Turki Analisis Transfer El Buho

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga memberikan analisa penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Dikutip Galamedia dari berbagai sumber, Kementerian Perhubungan menyatakan pesawat sempat mengalami sebuah kondisi tidak normal selama penerbangan.

Sementara KNTK memberikan pernyataan hasil investigasi bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak mengalami permasalahan teknis pada area pengatur tenaga mesin.

Baca Juga: Giring 'Obok-obok' Lokasi Formula E di Ancol, Anak Buah Anies Baswedan Beri Jawaban Menohok

Permasalahan pada area pengatur tenaga mesin inilah menjadi validasi tentang laporan yang diberikan oleh Flightradar24.

Flightradar24 melaporkan bahwa empat menit setelah lepas landas, pesawat turun 10 ribu kaki dalam satu menit.

Sebagai pengingat, pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengangkut sebanyak 62 orang, terdiri dari kru dan penumpang. Tujuan pesawat yakni rute Jakarta-Pontianak.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 terbang dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta ke Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Baca Juga: Satu Tahun Pernikahannya dengan Felicya Angelista, Hito Caesar: Hari Ini Kebahagiaan Itu Menjadi Semakin Besar

Ada sebanyak 50 penumpang dan 12 awak di dalamnya. Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kecelakaan dan jatuh pada 9 Januari 2021, empat menit setelah lepas landas.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang dipakai dalam penerbangan ini adalah Boeing 737-500 yang telah berusia 26 tahun dengan kode registrasi PK-CLC (MSN 27323).

Pesawat ini dibuat pada tahun 1994 dan mulai digunakan oleh Continental Airlines pada tahun yang sama.

Pesawat ini kemudian digunakan oleh United Airlines mulai 1 Oktober 2010 dengan nomor registrasi N27610 sebelum akhirnya bergabung dengan armada Sriwijaya Air pada tahun 2012.

Baca Juga: Pemain Persib Kelelahan Hingga Terlambat Tidur, Robert Alberts: Dari Segi Kesehatan itu Tak Ideal

Ketika jatuh, Pesawat Sriwijaya Air SJ182 dipiloti oleh Kapten Afwan dengan Kopilot Diego Mamahit.

Kapten Afwan adalah mantan penerbang di TNI Angkatan Udara.

Menurut AirNav Radarbox, pesawat mengalami penurunan ketinggian yang cepat selama fase pendakian dari 10.900 kaki menjadi 7.650 kaki pada pukul 14.40 WIB (07.40 UTC).

Flightradar24 melaporkan bahwa empat menit setelah lepas landas, pesawat turun 10 ribu kaki dalam satu menit.

Kontak terakhirnya dengan pemandu lalu lintas udara adalah pada pukul 14.40 WIB. Pesawat dilaporkan menukik ke Laut Jawa.

Baca Juga: Klay Thompson Siap Comeback Bersama Warriors di NBA

Laporan pertama kecelakaan pesawat di Kepulauan Seribu dilaporkan pada pukul 14.30 WIB, ketika seorang nelayan melaporkan bahwa sebuah pesawat jatuh dan meledak di laut.

Lokasi spesifiknya, Pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh di Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut meninggalkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sesuai prosedur. Pesawat kemudian diizinkan untuk terbang pada ketinggian 29,000 ft.

Selama fase pendakian, jalur Penerbangan 182 melenceng menuju arah barat laut. Pemandu lalu lintas udara kemudian menanyakan kondisi tersebut kepada para awak, tetapi pesawat tersebut hilang dari pantauan radar beberapa detik kemudian.

Baca Juga: Jupe, Klok dan Ardi Idrus Absen Lawan Bali United, Warganet: Awas Longsor Sib

Pada pukul 14:39:47 WIB di ketinggian 10,600 kaki, pengatur tenaga mesin throttle bagian kiri kembali mundur, sedangkan yang kanan masih tetap. Pesawat kemudian mulai berbelok kiri.

Pada pukul 14:40:05 WIB di ketinggian 10,900 kaki, pesawat mulai turun, dan autopilot tidak aktif. Pesawat mulai pitch up dan miring ke kiri.

Pengatur tenaga mesin bagian kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap. Lima detik kemudian, FDR mencatat autothrottle tidak berfungsi dan pesawat menunduk 10° derajat kebawah. FDR berhenti merekam 20 detik kemudian.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah