Langkah Mitigasi Pemerintah agar Gelombang Omicron Tak Menjulang Tinggi

- 18 Januari 2022, 22:01 WIB
 Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan //Dok. Sekretariat Kabinet RI/
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan //Dok. Sekretariat Kabinet RI/ /

Jika dibandingkan dengan penyandang varian Delta, risiko rawat inap  (hospitalisasi) kasus Omicron jauh lebih rendah, hanya 30--40 persennya.

Baca Juga: Soal Ibu Kota Negara Baru, Rocky Gerung: Ambisi Jokowi dan Prediksi Bakal Mangkrak

Namun, Menko Luhut Panjaitan mewanti-wanti jangan menyepelekan gejala ringan dari Omicron.

Dengan laju penularan yang cepat dan kasus harian yang tinggi, tak urung pasien rawat inap karena Omicron pun menjadi lebih besar dari Delta dan secara absolut angka kematiannya pun lebih tinggi, seperti terjadi di Inggris dan Prancis.

Pada puncak ledakan Delta (Oktober 2021), rata-rata kematian di Inggris 120 orang per hari, pada puncak gelombang Omicron awal Januari 2022 menjadi 260 orang.

Di Prancis, situasinya serupa. Dengan kasus harian yang 20 kali lebih besar dari Delta, saat ini Omicron merenggut 210 jiwa per hari.

Baca Juga: Lagu Teman Hidup Judika Terinspirasi dari Ria Ricis, Berikut Liriknya

Angka tersebut tiga kali lipat dari jumlah kematian harian akibat Delta pada Oktober 2021.

Maka, kalaupun gelombang Omicron ini tak terhindarkan, pemerintah berusaha agar ledakannya tak terlalu tinggi.

Menkes Budi Gunadi Sadikin bergegas menggandeng TNI-Polri untuk percepatan tracing dan testing, dengan target menemukan pasien Covid-19 varian Omicron sedini mungkin agar  lebih cepat dikarantina dan diobati.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah