Novel Bamukmin Minta KSAD Dudung Abdurachman Ditahan Seperti Ferdinand, Pengamat: Tidak Ada Korelasinya!

- 23 Januari 2022, 19:05 WIB
Pengamat sosial dan politik, Rudi S Kamri
Pengamat sosial dan politik, Rudi S Kamri /Tangkap layar akun Youtube Kanal Anak Bangsa

GALAMEDIA - Buntut penangkapan Pegiat Media Sosial, Ferdinand Hutahaean, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin inginkan beberapa tokoh lainnya untuk ditangkap.

Ia meminta pihak berwajib untuk menahan Sukmawati, Ade Armando bahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

“Terkhusus Dudung, yurisprudensi jelas yang dengan mengatakan kurang lebih ‘Tuhan bukan orang Arab’,” ungkap Novel Bamukmin.

Baca Juga: Akses Jalan Situ Ciburuy Amburadul, Warga dan Pelaku Pariwisata Menyayangkan

Menanggapi hal tersebut, pengamat sosial dan politik Rudi S Kamri ikut berkomentar.

Melalui YouTube Kanal Anak Bangsa, Rudi heran dimana kesalahan Jenderal Dudung Abdurachman sehingga Novel bersikeras untuk menahannya.

"Saya nggak ngerti salahnya pak Dudung dimana. Beberapa kali sudah diberikan klarifikasi tentang pernyataan 'Tuhan bukan orang Arab' kemudian dijelaskan lebih detail," ucap Rudi dilansir Galamedia, Minggu 23 Januari 2022.

Baca Juga: Teroris OPM Kian Mengganas, Panglima TNI Jenderal Andika Gelar Latihan Pratugas: Ini Cukup Penting

"Kemudian ada narasi yang dipotong jangan mempelajari agama terlalu mendalam dipotong, yang dihilangkan yang mana? 'tanpa didampingi oleh ahlinya'," sambungnya.

Lebih lanjut, Rudi juga nampak heran mengapa Novel Bamukmin mempunyai dendam yang besar pada Dudung.

"Saya gak tahu ini kenapa Novel Bamukmin ini begitu dendam. Tapi karena dia salah satu pentolan kelompok penyembah baliho sih saya maklum," ujarnya.

Praktisi media ini juga memberikan sindiran menohok untuk Novel. Menurut Rudi, narasi yang dibangun Novel tidak memiliki makna apapun.

"Tapi apa tidak malu narasi yang dia bangun itu sama sekali tidak ada makna apa-apa. Dimananya Jenderal Dudung harus ditangkap kemudian ditahan?," ucap Rudi.

Baca Juga: Arteria Dahlan Jadi Sorotan KPK, Alvin Lie: Melebar Kemana-mana, Semua Kelemahan Terbuka

"Kenapa kok disejajarkan dengan Ferdinand Hutahaean? Korelasinya tidak ada," sambungnya.

"bahkan kmrn waktu Jenderal Dudung dihina diperolok-olok oleh preman yang berjubah pendakwah agama yang bernama Bahar Bin Smith Jenderal Dudung tidak bereaksi apa apa," tandasnya.

Melalui pernyataannya, Rudi juga menyinggung salah satu kelompok di Garut yang berkoar-koar ingin membebaskan Habib Rizieq Shihab.

"di Garut beberapa hari lalu juga sama. Ada ada kelompok-kelompok yang menyuarakan membuat resolusi agar Rizieq Shihab, Bahar bin Smith, Gus Nur dibebaskan," ujarnya.

"Lucu ini, mereka ini seolah olah menjadi kelompok penekan yang mengatakan bahwa pemerintah atau aparat kepolisian salah menangkap," sambungnya.

Baca Juga: Pengemudi Mobil Mewah Konvoi di Jalan Tol Bikin Macet Ditindak Polisi, Warganet: Orang Kaya Nyusahin Terus

Rudi lantas menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang berlandaskan pancasila bukan berdasarkan salah satu agama saja.

"Ini negara Indonesia yang berdasarkan pancasila bukan berdasarkan agama Islam. Ini bukan negara khilafah ini negara kesatuan republik indonesia ada patron-patron hukum yang harus diikuti," tandasnya.

Menutup opininya, Rudi meminta agar aparat kepolisian tidak terlalu menggubris kelompok tersebut.

"Saya pikir aparat aparat kepolisian tidak perlu menggubris mereka. Ini adalah suara suara minor, suara suara yang menyesatkan," tandas Rudi.***

Editor: Annisa Nur Fadillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x