GALAMEDIA - Israel secara terang-terangan berharap bisa menjalin hubungan diplomatik dengan sejumlah negara mayoritas Muslim termasuk Indonesia dan Arab Saudi.
Diketahui, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ingin memperluas Kesepakatan Abraham ke negara-negara tambahan di luar Uni Emrirat Arab, Bahlin, Sudan yang sudah terlebih dahulu membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada hari Selasa bahwa dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, negara pertama yang menormalkan hubungan dengan Israel sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, pada 30-31 Januari dan akan bertemu dengan para pemimpinnya.
Kesepakatan Abraham merupakan sebuah pernyataan bersama soal kesepakatan Israel dengan Uni Emirat Arab mengenai normalisasi hubungan pada Agustus 2020. Diketahui, normalisasi tersebut berhasil dicapai berkat bantuan Amerika Serikat (AS).
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid lalu mengungkapkan alasan ingin membangun hubungan diplomatik dengan negara mayoritas muslim termasuk Indonesia.
"Arab Saudi, rumah bagi dua situs paling suci Islam dan Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia," ujarnya dilansir Reuters.
Melansir Reuters, Yair juga menyadari bahwa menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara mayoritas muslim membutuhkan waktu yang lama.
"Jika Anda bertanya kepada saya negara penting apa yang sedang kita lihat, Indonesia adalah salah satunya, Arab Saudi tentu saja, tetapi hal-hal ini membutuhkan waktu," katanya.
Sebagai informasi, meskipun tak ada hubungan resmi, Arab Saudi pada tahun 2020 setuju untuk mengizinkan penerbangan Israel-UEA melintasi wilayahnya.
Baca Juga: Gugur Ditembak KKB Papua, Orang Tua Prajurit TNI Minta Langkah Tegas: Cukup Putra Kami yang Terakhir
Pesawat El Al Israel Airlines milik Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terbang melalui wilayah udara Saudi ketika dia mengunjungi Abu Dhabi bulan lalu.
Sebagaimana diketahui, baik Arab Saudi dan Indonesia mengutuk serangan udara Israel di Gaza selama 11 hari permusuhan dengan militan Palestina pada Mei 2021.
Lebih dari 250 warga Palestina tewas di Gaza. Roket yang ditembakkan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya menewaskan 13 orang di Israel.***