IKN Pindah ke Kalimantan, Bagaimana Nasib Kereta Cepat Jakarta-Bandung? KCIC Bilang Begini

- 13 Februari 2022, 13:20 WIB
Foto udara pembangunan jembatan pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu 27 November 2021.
Foto udara pembangunan jembatan pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu 27 November 2021. /RAISAN AL FARISI/ANTARA FOTO

GALAMEDIA - Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia sudah ditetapkan pindah ke Kalimantan Timur, ke kota baru bernama Nusantara.

Di sisi lain, saat ini pemerintah tengah membangun jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.

Bagaimana nasib kereta cepat itu setelah Jakarta tak lagi menjadi ibu kota?

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan jawaban. Menurut perusahaan tersebut, pemindahan IKN tidak mempengaruhi potensi penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: Horor Ritual di Pinggir Pantai Payangan Jember, Puluhan Orang Hilang Terseret Arus, Beberapa Ditemukan Tewas

Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi dalam pernyataan mengatakan, potensi penumpang tetap ada karena Jakarta masih akan menjadi pusat ekonomi, bisnis, dan perdagangan, yang ramai dikunjungi masyarakat.

Selain itu, menurut dia, kereta cepat ini akan melalui daerah industri yang sedang tumbuh di sepanjang jalur Jakarta-Bandung.

"Pemindahan IKN tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang mengingat Kota Jakarta masih tetap menjadi kota perdagangan utama dan akan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya," tuturnya, dikutip dari Antara.

Ia juga memaparkan hasil riset Polar UI pada 2021 mengenai potensi penumpang dari kereta cepat yang diperkirakan bisa mengangkut 30.000 penumpang harian.

Baca Juga: Badai Covid-19 Terjang Indonesia, Jokowi: Kurangi Aktivitas yang Tidak Perlu

Namun, Dwiyana mengatakan perkiraan jumlah penumpang ini lebih rendah dari riset LAPI ITB yang sempat merilis angka pengguna 61.000 penumpang per hari.

"Penurunan permintaan ini terjadi karena riset Polar UI didasari pada kondisi pandemi Covid-19 dan dampak turunan lainnya yang berimbas pada turunnya mobilitas warga," ungkapnya.

Dwiyana juga mengakui jumlah penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan terdampak pandemi Covid-19 dan mempengaruhi proyeksi pengangkutan hingga lima tahun ke depan.

Baca Juga: TOK! BBM Non Subsidi Resmi Alami Kenaikan Harga, Politisi Demokrat Geram: Siksa Terus Rakyat

"Perhitungan demand forecast yang terkini menggunakan pendekatan serta asumsi pertumbuhan yang konservatif, terutama di lima tahun pertama masa pengoperasian, dan tentu kami terus berharap pandemi ini segera usai sehingga mobilitas warga bisa kembali normal," jelasnya.

Meski demikian, ia menyakini potensi perekonomian yang membaik dan kembalinya aktivitas manusia bisa menjadi harapan adanya peningkatan jumlah penumpang kedepannya.

"Walaupun dalam lima tahun pertama pertumbuhan penumpang diasumsikan kecil (konservatif), di tahun berikutnya diharapkan akan ada masa mobilitas orang akan membaik seiring dengan menggeliatnya perekonomian kita pasca-Covid-19," pungkas Dwiyana.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x