Respon Soal Suara Toa Masjid Dibandingkan Gonggongan Anjing, Ketua MUI: Ya Allah... ya Allah ...ya Allah

- 23 Februari 2022, 23:45 WIB
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis./ANTARA-HO MUI
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis./ANTARA-HO MUI /

GALAMEDIA - Ketua MUI Cholil Nafis turut bersuara terkait pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan suara toa masjid dengan gonggongan anjing.

"Ya Allah… ya Allah .. ya Allah. Kadang malas berkomentar soal membandingkan sesuatu yg suci dan baik dg suara hewan najis mughallazhah. krn itu bukan soal kinerja tapi soal kepantasan di ruang publik oleh pejabat publik," ujarnya melalui akun Twitter @cholilnafis, Rabu malam, 23 Februari 2022.

Ia pun melanjutkan cuitan dengan meminta ampunan dan lindungan kepada Allah SWT.

"Mudah2-an Allah mengampuni dan melindungi kita semua," tandasnya.

Sebelumnya Ustadz Hilmi Firdausi meminta agar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meralat pernyataannya.

Aktivis dakwah tersebut menangapi pemberitaan berjudul "Menag Bandingkan Aturan Toa Masjid dengan Gonggongan Anjing".

Baca Juga: Mengerikan! Hasil CT Scan Kepala Haris Pertama Keluar: Mulai dari Tulang Dahi Retak hingga Terjadi Pendarahan

"Astaghfirullahal’adziim… Maaf Pak Menteri, sepertinya kurang elok membandingkan lantunan suara dari Masjid (Adzan, Tilawah, Sholawatan dsj) dengan gonggongan anjing. Smga segera diralat," ujarnya melalui akun Twitter @hilmi28, Rabu, 23 Februari 2022.

Seperti diketahui saat berada di Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu, 23 Februari 2022, Menag Yaqut menilai suara-suara Toa di masjid selama ini adalah bentuk syiar. Hanya, jika dinyalakan dalam waktu bersamaan, akan timbul gangguan.

"Karena kita tahu, misalnya ya di daerah yang mayoritas muslim. Hampir setiap 100-200 meter itu ada musala-masjid," katanya.

"Bayangkan kalau kemudian dalam waktu bersamaan mereka menyalakan Toa bersamaan di atas. Itu bukan lagi syiar, tapi gangguan buat sekitarnya," lanjutnya.

"Kita bayangkan lagi, saya muslim, saya hidup di lingkungan nonmuslim. Kemudian rumah ibadah saudara-saudara kita nonmuslim menghidupkan Toa sehari lima kali dengan kenceng-kenceng, itu rasanya bagaimana," ujarnya lagi.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi Minta Jangan Didramatisir, Haris Pertama: Selama Nyawa Masih Ada, Suara Kebenaran ...

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini kemudian mencontohkan suara-suara lain yang dapat menimbulkan gangguan. Salah satunya suara gonggongan anjing.

"Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa?," katanya.

"Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speaker di musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu," lanjutnya.

Ia kemudian meminta agar suara Toa diatur waktunya. Jadi niat untuk syiar tidak menimbulkan gangguan masyarakat.

"Agar niat menggunakan speaker sebagai untuk sarana, melakukan syiar tetap bisa dilaksanakan dan tidak mengganggu," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah