Rusia Serang Ukraina, Budiman Sudjatmiko: Nah Indonesia Tak Boleh Cuek Dengan Konflik Ini

- 24 Februari 2022, 21:47 WIB
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko.
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko. /

"Partai2 yg menggulinhgkan Yanukovich mau membawa Ukraina jd anggota NATO dgn mengucilkan Rusia yg sdh lama mau gabung NATO (tp selalu ditolak) u/ mencegah NATO dipakai menjepit Rusia," kata dia.

Dikatakan, Indonesia sebagai negara yang pernah dibela Ukraina di PBB pada 1945 --meski dari rejim yang berbeda ideologinya dengan Ukraina sekarang-- dan pernah dibantu oleh Soviet dalam merebut Irian Barat, harus membantu perdamaian di sana.

"Saat itu Soviet dipimpin orang Ukraina, Khurschev. Nah keberadaan Khurschev (orang Ukraina yg jd pemimpin Uni Soviet saat itu) juga jadi penyebab konflik ini," katanya.

Baca Juga: Suasana Mencekam di Ukraina Usai Diserang Rusia, Pengamat Internasional Ungkap Derita Turki: Pusing Dah

"Saat itu Khurschev memberikan Krimea (milik Republik Soviet Sosialis Rusia) ke Republik Soviet Sosialis Ukraina. Kini Rusia rebut lagi Krimea dari Ukraina," lanjutnya.

Dikatakan, Rusia merebut Krimea dari Ukraina dan mendukung Ukraina Timur untuk merdeka dari Ukraina dengan alasan melindungi mayoritas etnis Rusia di wilayah-wilayah itu yang terancam karena Ukraina dikuasai partai-partai anti Rusia (baik pro Barat atau nasionalis sayap kanan yg dekat Neo Nazi).

"Nah Indonesia tak boleh cuek dengan konflik ini karena dua negara tersebut (Rusia & Ukraina saat masih jd satu negara, Uni Soviet) pernah mendukung kemerdekaan dan kedaulatan teritorial Indonesia secara diplomatik (1945) dan militer besar2an (1960an u/ merebut Irian Barat)," katanya.

Ia pun mengatakan, pelajaran untuk Indonesia dr konflik ini ada 3:

1. Jangan gulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis dengan pemberontakan.

2. Jangan memecah-mecah negara.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah