Ukraina Terus Dibombardir Rudal-rudal Rusia, Presiden Zelenskiy: Kami Tidak Akan Meletakkan Senjata

- 26 Februari 2022, 17:05 WIB
Hari Ketiga Invasi Rusia. Ukraina Terus Dibombardir Rudal-rudal Rusia, Presiden Zelenskiy: Kami Tidak Akan Meletakkan Senjata./Reuters
Hari Ketiga Invasi Rusia. Ukraina Terus Dibombardir Rudal-rudal Rusia, Presiden Zelenskiy: Kami Tidak Akan Meletakkan Senjata./Reuters /

GALAMEDIA - Ukraina sampai hari ini masih terus dibombardir rudal-rudal pasukan Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy masih tetap berdiri menantang dan tak akan menyerah begitu saja.

Padahal, pasukan Rusia meluncurkan serangan rudal dan artileri terkoordinasi di kota-kota Ukraina pada Sabtu, 26 Februari 2022.

Termasuk ibukota, Kiev, di mana tembakan meletus di dekat gedung-gedung pemerintah di pusat kota. Demikian menurut pejabat militer dan seorang saksi mata Reuters.

Pihak berwenang Ukraina telah mendesak warganya untuk membantu mempertahankan Kiev dari serangan pasukan Rusia yang menyerbu pada Kamis dalam krisis keamanan Eropa terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Baca Juga: Innalillahi, Dunia Seni Tanah Air Berduka, Maestro Lukis Srihadi Soedarsono Tutup Usia

Tapi bahkan ketika pertempuran semakin sengit, pemerintah Rusia dan Ukraina mengisyaratkan keterbukaan untuk negosiasi, menawarkan secercah harapan pertama untuk diplomasi sejak Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi.

Peluru artileri meledak di Kiev, kata seorang saksi mata Reuters.

Pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembakkan rudal jelajah dari Laut Hitam ke kota Sumy, Poltava dan Mariupol dan terjadi pertempuran sengit di dekat kota selatan Mariupol.

Presiden Volodymyr Zelenskiy, berbicara dalam pesan video dari luar kantornya di Keiv, menantang.

"Kami tidak akan meletakkan senjata, kami akan membela negara kami," kata Zelenskiy.

Komando angkatan udara sebelumnya melaporkan pertempuran sengit di dekat sebuah pangkalan udara di Vasylkiv barat daya ibu kota, yang katanya sedang diserang dari pasukan terjun payung Rusia.

Baca Juga: Akhirnya Diungkap! Ini Arti Nama Ameena Hanna Nur Atta Buah Hati Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah

Dikatakan, salah satu pejuangnya telah menembak jatuh sebuah pesawat angkut Rusia. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi klaim tersebut.

Kantor berita Interfax mengatakan pasukan Rusia telah menguasai pembangkit listrik tenaga air Kiev tetapi Mykhailo Podolyak, penasihat kantor presiden, mengatakan situasi di Kiev dan pinggirannya terkendali.

"Ada kasus kelompok sabotase dan pengintaian yang bekerja di kota, polisi dan pasukan pertahanan diri bekerja secara efisien melawan mereka," kata Podolyak.

Penduduk Kiev diberitahu oleh kementerian pertahanan untuk membuat bom bensin untuk mengusir penjajah.

Beberapa keluarga meringkuk di tempat penampungan dan ratusan ribu telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari keselamatan, menurut seorang pejabat bantuan PBB.

Ukraina mengatakan lebih dari 1.000 tentara Rusia tewas. Rusia tidak merilis angka korban. Zelenskiy mengatakan Kamis malam bahwa 137 tentara dan warga sipil tewas dengan ratusan terluka.

Baca Juga: Akhirnya! Atta Halilintar dan Aurel Ungkap Wajah Baby A, Kecantikannya Auto Bikin Netizen Jatuh Hati

Putin
Setelah berminggu-minggu peringatan dari para pemimpin Barat, Putin melancarkan invasi tiga arah ke Ukraina dari utara, timur dan selatan pada Kamis, dalam serangan yang mengancam akan menjungkirbalikkan tatanan Eropa pasca-Perang Dingin.

"Saya sekali lagi mengimbau personel militer angkatan bersenjata Ukraina: jangan biarkan neo-Nazi dan (nasionalis radikal Ukraina) menggunakan anak-anak, istri, dan orang tua Anda sebagai tameng manusia," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan Dewan Keamanan Rusia.

"Rebut kekuasaan dengan tangan sendiri."

Putin telah menyebut kebutuhan untuk "mendenazifikasi" kepemimpinan Ukraina sebagai salah satu alasan utamanya untuk invasi, menuduhnya melakukan genosida terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina timur. Kiev dan sekutu Baratnya menolak tuduhan itu sebagai propaganda tak berdasar.

Ukraina sangat antusias memilih kemerdekaan saat jatuhnya Uni Soviet dan Kiev berharap untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa - aspirasi yang membuat marah Moskow.

Putin mengatakan Ukraina, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang, adalah negara tidak sah yang dibentuk dari Rusia. Pandangan Putin ini dinilai Ukraina bertujuan untuk menghapus lebih dari seribu tahun sejarah mereka.***

Sumber: Reuters

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah