Mengenal Sejarah Hari Raya Nyepi dan Fakta Menarik di Baliknya

- 1 Maret 2022, 13:20 WIB
Hari Raya Nyepi//Instagram.com/tarinaminusta
Hari Raya Nyepi//Instagram.com/tarinaminusta /

GALAMEDIA - Hari raya keagamaan besar lainnya yang perlu kita ketahui adalah  hari raya Nyepi. Hari raya yang memiliki nama lain yaitu Hari Suci Nyepi ini adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka.

Hari raya Nyepi tahun ini akan diperingati oleh umat Hindu pada tanggal, 3 Maret 2022, hampir semua orang Bali sudah paham dan mengetahui tata cara pelaksanaannya, bahkan wisatawan yang sedang dan akan liburan ke Bali, sudah mengetahui tentang Hari Raya Nyepi tersebut.

Seperti namanya sepi semua harus tenang, lengang, sunyi dan senyap sesuai dalam pelaksanaannya umat harus melaksanakan Catur Brata penyepian atau empat pantangan yang harus dijalankan.

Baca Juga: Isra Mi'raj di Al-Aqsha Mencekam! Gadis Berkebutuhan Khusus Asal Palestina Ditembak Bom Granat oleh Israel

Pawai ogoh-ogoh//Instagram.com/and_kurniawan
Pawai ogoh-ogoh//Instagram.com/and_kurniawan


Namun demikian tidak semua orang paham dan tahu bagaimana sejarah Hari Raya Nyepi tersebut.

Perayaan tersebut merupakan warisan budaya dan tradisi leluhur yang terkesan sangat unik dan menarik yang sampai sekarang berkembang, dijaga, dilaksanakan dengan baik oleh umat Hindu dan dihormati oleh para pemeluk agama lainnya, sebagai wujud rasa toleransi dan keragaman bangsa.

Nyepi berasal dari kata sepi (artinya sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan pada kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.

Dalam perhitungan kalender Saka, satu tahun memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut.

Baca Juga: Survei: Prabowo Berpeluang Menang di Pilpres 2024, Kalahkan AHY, Puan, dan Airlangga

Hari raya Nyepi tercipta berdasarkan cerita dari kitab suci Weda yang menceritakan dimana pada awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan.

Pada saat hari raya Nyepi juga ada beberapa fakta menarik yang terjadi, berikut ini adalah adalah fakta menarik yang ada di hari raya Nyepi.

1. Harus Sunyi selama 24 Jam

Setiap umat beragama Hindu pada saat hari raya Nyepi wajib untuk tetap sunyi selama 24 jam.

Ini dilakukan dengan tidak menyalakan lampu, listrik, berbicara, berangkat kerja atau sekolah dan hal-hal lainnya yang bisa menimbulkan suara atau menunjukkan tanda kehidupan selama hari raya berlangsung.

Aktivitas sunyi ini dilakukan karena hari raya Nyepi ini dipercaya memiliki tujuan untuk mengelabui setan-setan yang ada, dengan berpura-pura untuk “tidak ada kehidupan” selama seharian penuh agar setan-setan pembawa bencana atau petaka dapat pergi.

Baca Juga: Imbas Invasi ke Ukraina, 'The Batman' Batal Dirilis di Rusia

2. Peraturan dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh umat Hindu selama hari raya Nyepi

- Amati Geni

Aturan ini bersifat larangan. Semua umat Hindu yang merayakan Nyepi dilarang menyalakan api, cahaya, dan listrik, atau menunjukkan sifat amarah seperti nyala api.

- Amati Lelanguan

Amati Lelanguan merupakan larangan bagi siapa pun untuk bepergian, melakukan kegiatan foya-foya atau bersenang ria secara berlebihan.

Biasanya, aturan ini diikuti dengan berpuasa penuh selama Hari Raya Nyepi.

- Amati Karya

Aturan wajib saat Nyepi berikutnya adalah Amati Karya yang berarti tidak boleh bekerja selama perayaan Nyepi.

Baca Juga: Puluhan Pencuri Kendaraan Bermotor Diciduk Jajaran Polrestabes Bandung

3. Ritual di Hari Raya Nyepi

- Melasti

Upacara ini dilakukan tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.

Pada hari itu, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau untuk dibersihkan atau disucikan.

Bagi umat Hindu, laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan dipercaya dapat menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam. Kemudian, di sekitar laut atau danau itu pula umat Hindu akan melakukan sembahyang bersama.

Di Bali sendiri, ada Pantai Sanur, Pantai Klotok, dan Pantai Candidasa yang sering dijadikan tempat untuk prosesi Melasti.

Baca Juga: Fakta Brutal Wagner Group, Tentara Bayaran Haus Darah yang Disewa Putin untuk Membunuh Presiden Ukraina

- Upacara Buta Yadnya

Satu hari sebelum Nyepi yaitu pada 'tilem sasih kesanga' (bulan mati ke-9), seluruh umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya.

Makna dari upacara Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat. Dikalangan masyarakat Hindu, Buta Kala dianggap akan menimbulkan penyakit, malapetaka, dan kematian.

Saat upacara Bhuta Yadnya, seluruh masyarakat dari segala tingkatan akan mengambil salah satu caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya.

- Ngerupuk/Pengerupukan (Pawai Ogoh-ogoh)

Prosesi tawur atau pecaruan biasanya diikuti oleh upacara pengerupukan (ngerupuk). Dibagian ini, umat Hindu akan melakukan beberapa ritual.

Di antaranya adalah menyebar nasi tawur, mengobori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh.

Baca Juga: Puluhan Pencuri Kendaraan Bermotor Diciduk Jajaran Polrestabes Bandung

Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Di Bali, pengerupukan biasa dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh merupakan perwujudan Bhuta Kala yang diarak keliling desa dan kemudian dibakar di atas api unggun. Tujuannya sama yaitu untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar. Biasanya, ogoh-ogoh digambarkan berupa boneka raksasa yang terbuat dari kertas dan bambu.

- Hari Raya Nyepi

Pada hari ini, suasana akan terasa seperti kota mati. Tidak ada kesibukan aktivitas pada umumnya. Di hari ini, umat Hindu akan melaksanakan 'Catur Brata' Penyepian.

Catur Brata Penyepian meliputi 3 aturan Hari Raya Nyepi, yakni amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), dan amati lelanguan (tidak berfoya-foya).

- Dharma Santi

Pada hari ini, Tahun Baru Nyepi sudah memasuki hari kedua. Umat Hindu akan melakukan Dharma Santi (silaturahmi), dari siang hingga sore hari.

Dharma Santi dilakukan dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih.

Karena itu, setiap manusia hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan, serta hidup damai dan rukun.

Baca Juga: Kriss Hatta Mengaku Pernah Jadi Sopir Taksi Online Hingga Relakan Mobil demi Kebutuhan Sehari-hari

Untuk kamu yang sedang berlibur di Bali sampai hari raya Nyepi tiba, atau jika kamu memiliki beberapa tetangga yang beragama Hindu alangkah baiknya jika hari raya Nyepi tiba untuk bisa ikut menghormati mereka dalam memperingati hari raya keagamaannya dengan mengurangi kebisingan dan juga ikut mengucapkan selamat hari raya Nyepi keesokan harinya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah