Informasi Konflik Rusia-Ukraina Tidak Utuh, Diaspora dari Rusia dan Eropa Timur Beberkan Kondisi Terkini

- 8 Maret 2022, 23:04 WIB
Diskusi daring "Konflik Rusia-Ukraina Dalam Perspektif Diaspora Indonesia di Eropa" oleh Bandung School of Democracy, Selasa (8/3/2022).
Diskusi daring "Konflik Rusia-Ukraina Dalam Perspektif Diaspora Indonesia di Eropa" oleh Bandung School of Democracy, Selasa (8/3/2022). /

GALAMEDIA - Dengan banyaknya dis-informasi dan mis-informasi terkait konflik antara Rusia dan Ukraina, maka harus adanya pihak yang bisa memberikan informasi secara utuh tentang apa yang terjadi di kedua negara tersebut.

"Diskusi yang diisi oleh diaspora Indonesia di Rusia dan Slovenia ini bermaksud untuk menangkap informasi secara utuh terkait apa yang terjadi di belahan Eropa Timur selama perang berlangsung," kata Direktur Eksekutif BSoD, Fahmy Iss Wahyudy pada Diskusi daring "Konflik Rusia-Ukraina Dalam Perspektif Diaspora Indonesia di Eropa" oleh Bandung School of Democracy, Selasa, 8 Maret 2022. 

"Salah satu informasi yang menarik misalnya terkait maraknya aksi demonstrasi menentang perang di Moskow. Di sisi lain ternyata Pemerintah Rusia tetap mampu menjaga kestabilan harga bahan pokok dan bahan bakar dalam negerinya. Nyaris tidak ada turbulensi ekonomi secara umum,” ungkapnya. 

Menurutnya diskusi tersebut, juga dalam rangka mengetahui pandangan empirik dari diaspora Indonesia yang berada di Eropa Timur. Pasalnya, dengan letak geografis yang tidak terlalu jauh dari dua negara yang bertikai, dampak yang ditimbulkan bisa lebih terasa.

"Dengan letak geografis yang tidak terlalu jauh, mungkin dampak sosial dan ekonominya akan lebih terasa oleh negara-negara tetangganya," ujarnya.

Kandidat doktor di bidang politik dan ekonomi yang saat ini menempuh pendidikan di Universitas Ljubljana, Slovenia, Rio Yusri Maulana mengatakan bahwa negara-negara di Eropa Timur tidak bisa menghilangkan ketergantungan terhadap Barat, termasuk mereka yang berasal dari pecahan Uni Soviet. Hal ini lantaran negara Eropa Timur tengah mencari sistem yang ideal, utamanya di bidang ekonomi.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Tanggung Ojol Korban Tabrak Lari Hingga Rp1,2 miliar

"Sebenarnya seluruh Eropa Timur tengah mencari identitas dan menemukan bagaimana sistem ekonomi yang ideal untuk menyejahterakan masyarakatnya. Namun karena ketergantungan yang cukup kuat terhadap Barat, kerap terjadi distorsi dengan negara mantan induknya, dalam hal ini Rusia, ada missing link," jelasnya.

Kendati demikian, lanjutnya, bukan berarti negara-negara Eropa Timur termasuk Slovenia, tidak sejahtera. Bahkan, Slovenia sebagai salah satu negara pecahan Uni Soviet disebut memiliki perekonomian yang lebih baik dibanding lainnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x