Putin Kehilangan 100 Ribu Orang Paling Cerdas Rusia, Eksodus Sejak Invasi Ukraina

- 30 Maret 2022, 16:48 WIB
Presiden Vladimir Putin Kehilangan 100 Ribu Orang Paling Cerdas Rusia Eksodus Sejak Invasi Ukraina
Presiden Vladimir Putin Kehilangan 100 Ribu Orang Paling Cerdas Rusia Eksodus Sejak Invasi Ukraina /Aleksey Nikolskyi/Sputnik/Reuters

GALAMEDIA - Rusia kehilangan ribuan warganya yang cerdas setiap hari. 

Para profesional muda Negeri Beruang Merah melarikan diri dari kediktatoran Vladimir Putin setelah invasi ilegalnya ke Ukraina.

Sekitar 100.000 orang berhasil melarikan diri dari penjagaan agen intel FSB di bandara yang memeriksa ponsel dan memulangkan siapa saja yang dicurigai mencoba pergi secara permanen.

Baca Juga: 30 Maret Diperingati Sebagai Hari Bipolar Sedunia, Berikut Penjelasannya dan Beberapa Artis yang Menderita

Sebagian besar dari mereka mendarat di Armenia, yang selama ini menjadi rumah bagi 3.500 pekerja Rusia sebelum perang pecah.

Kini gelombang ‘orang-orang cerdas’ Rusia tiba setiap harinya.

Dikutip dari DailyMail, Rabu 30 Maret 2022, sementara sebagian memilih pindah ke Istanbul atau Georgia, banyak yang menetap di Armenia yang mempertahankan posisi netral di tengah konflik. 

Baca Juga: Eks Teroris Ini Sosialisasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme pada ASN KBB

Warga Armenia pun terbukti lebih simpatik pada para pendatang Rusia.

Demikian pengakuan Andrey dan Dasha Aparinov yang sempat dipenjara karena meletakkan bunga di aksi damai oposan Putin. Keduanya memutuskan pergi dari  Moskow mengirim setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina.

“Kami tidak akan kembali sampai monster [Putin] hilang,” kata Aparinov yang bersama suaminya menjalankan perusahaan IT.

Baca Juga: PENGUMUMAN! Jelang Ramadhan Tarif Tol Cipali Naik, Berikut Kenaikan Lengkapnya

Keduanya merupakan nomad-tekno Rusia, para programmer andal dan pakar TI yang tetap mampu ‘beroperasi’ di mana saja.

Jalan utama ibu kota Armenia kini dijuluki Little Moscow   karena sekitar 80.000 orang Rusia transit di sini dengan sekitar 20.000 di antaranya menetap untuk selamanya.

Penerbangan harian membawa lebih banyak profesional muda yang melarikan diri dari penindasan politik, sanksi ekonomi dan ketakutan bahwa mereka akan direkrut untuk berperang.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x