Hubungan Elon Musk dengan Twitter Mulai Retak

- 7 Juni 2022, 17:10 WIB
 Coorporation Executive Officer (CEO) Tesla, Elon Musk
Coorporation Executive Officer (CEO) Tesla, Elon Musk /Instagram @idx_channel/

GALAMEDIA - Elon Musk menuduh Twitter telah melakukan pelanggaran material dari perjanjian merger.

Miliuner ini mengancam akan menarik tawarannya untuk membeli Twitter jika perusahaan jejaring sosial itu gagal memberikan data akun palsu.

Musk memiliki hak untuk tidak melanjutkan kesepakatan, menurut dokumen yang diajukan pihak Musk ke regulator sekuritas.

Baca Juga: Piala Presiden 2022 Siap Dimulai, Ketum PSSI Naikkan Hadiah Juara Jadi Rp 3 Miliar

Dokumen pengajuan tersebut menandai eskalasi pernyataan Musk yang sebelumnya telah menyoroti perihal akun palsu yang bisa menimbulkan pembatalan kesepakatan sebesar 44 miliar dolar AS untuk mengambil alih Twitter.

Ancaman tersebut juga menandai pernyataan Musk yang disampaikan secara tertulis untuk pertama kali dan bukan mengunggahnya melalui platform media sosial Twitter.

Sebelumnya pada April, Musk menyetujui kesepakatan untuk membeli Twitter. Namun pada pertengahan Mei, ia mulai menyinggung mengenai kekhawatirannya terhadap akun palsu yang beredar di Twitter.

Baca Juga: Jelang HUT Bhayangkara ke-76, Polres Subang Sumbang 146 Labu Darah

Sebelumnya, Musk juga telah mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa dirinya bisa membatalkan kesepakatan jika kekhawatirannya tidak ditangani.

Menurut Musk, jumlah bot sebenarnya mungkin empat kali lebih banyak dari perkiraan yang diberikan Twitter.

Bot dapat digunakan di media sosial untuk menyebarkan berita palsu atau menciptakan kesan terdistorsi tentang seberapa luas informasi dikonsumsi dan dibagikan.

Baca Juga: Jelang HUT Bhayangkara ke-76, Polres Subang Sumbang 146 Labu Darah

Di sisi lain, menurut CEO Twitter Parag Agrawal sebagaimana dikutip Galamedia dari Antara, kurang dari lima persen akun yang aktif pada hari tertentu di Twitter adalah bot, tetapi analisis tidak dapat direplikasi secara eksternal untuk menjaga kerahasiaan data pengguna.

Namun Musk telah mengabaikan tanggapan dari Twitter tersebut dan menegaskan kembali sikapnya itu pada Senin (6/6).

Pengacara Musk, Mike Ringler, mengatakan bahwa Twitter telah gagal menanggapi pertanyaan valid yang diajukan Musk mengenai akun palsu.

Baca Juga: Resep Martabak Telur yang Gurih dan Renyah Kulitnya Serta Juicy Isinya

“Musk telah menjelaskan dia tidak percaya bahwa metodologi pengujian yang lemah dari perusahaan itu memadai sehingga dia harus melakukan analisisnya sendiri,” kata Ringler dalam sebuah surat.

Untuk melanjutkan kesepakatan, menurut dokumen itu, pihak Musk harus memiliki pemahaman yang lengkap dan akurat tentang inti model bisnis Twitter termasuk basis pengguna aktifnya.

Sejumlah pengamat menilai pertanyaan Musk tentang bot Twitter itu disampaikan sebagai cara untuk mengakhiri proses pengambilalihan atau untuk menekan Twitter agar menurunkan harga.

Baca Juga: Ditangkap di Lampung, Polisi Tetapkan Pimpinan Kelompok Khilafatul Muslimin sebagai Tersangka

Melalui Twitter, analis Wedbush Dan Ives pada Senin memprediksi adanya biaya penalti sebesar 1 miliar dolar AS jika terjadi kemunduran kesepakatan antara Musk dan Twitter. Sementara Angelo Zino dari CFRA Research berpendapat pihaknya memprediksi kesepakatan diselesaikan di pengadilan.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah