Sekali Panen, Petani Tomat di Lembang Mampu Meraup Pendapatan Rp1 Miliar

- 26 Juli 2022, 16:08 WIB
Usep Saepudin, petani asal Kampung Babakan Barong, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Usep Saepudin, petani asal Kampung Babakan Barong, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). /Dicky Mawardi/Galamedianews/

GALAMEDIANEWS - Menjadi seorang petani kadang dipandang sebelah mata. Orang enggan bertani karena alasan kerjaannya berkotor-kotaran dengan hasil jauh jika dibandingkan kerja kantoran.

Berkurangnya orang yang berprofesi sebagai petani itu pula membuat regenerasi terancam. Maka dari itulah, pemerintah tengah gencar-gencarnya mendorong generasi milenial untuk menjadi petani.

Tapi sekali lagi, jangan pandang sebelah mata profesi petani. Ternyata jika ditekuni secara serius bisa meraih pendapatan yang berkali-kali lipat jika dibandingkan kerja kantoran.

Baca Juga: Ucapkan Good Bye Pada Pertalite dan Solar bagi Pemilik Mobil dengan Kapasitas 2000 cc ke Atas

Seperti kisah Usep Saepudin, petani asal Kampung Babakan Barong, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Berkat kegigihannya dalam budidaya sayuran, pria 41 tahun ini, kini sudah tinggal memetik hasil. Derajat ekonomi keluarganya pun terangkat.

Bahkan, sebulan lalu kebun tomat miliknya mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga Rp1 miliar dalam sekali panen.

Baca Juga: Kasus Anak Tewas Akibat Perundungan di Tasikmalaya, 3 Orang Jadi Tersangka

Nilai fantastis yang didapatnya, tak terlepas dari kualitas buah tomatnya yang istimewa. Apalagi pada saat itu, kebetulan harga komoditi tomat sedang tinggi.

Tanaman tomat sebanyak 150 ribu batang semuanya menghasilkan buah tomat yang berkualitas tinggi.

Pada waktu bersamaan, sebagian besar petani tomat di Lembang mengalami gagal panen. Tentunya hal itu berimbas pada pasokan ke pedagang di pasar-pasar tradisional.

Baca Juga: Keputusan Pemerintah Naikkan Harga Gas Elpiji Non Subsidi Dinilai Kurang Tepat, Ini Kata Politisi PKS

Sementara di sisi lain, permintaan pasar meningkat. Karena itulah harga tomat terdongkrak naik, bahkan relatif mahal dari biasanya.

"Belajar bertahun-tahun bagaimana mengatasi hama dan penyakit tanaman, terus pemilihan bibit yang bagus membuat hasil panen saya memuaskan," tambahnya Selasa 26 Juli 2022.

Kesuksesan yang diraih Usep tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebelumnya, ia tinggal di Cipunagara, Kabupaten Subang. Baru pada 2001 Ia memutuskan pindah ke Lembang.

Baca Juga: WAJIB Download LOGO RESMI HUT RI ke 77 Tahun 2022! Link Gratis Tinggal Klik

Modal yang serba pas-pasan membuatnya kesulitan untuk memulai menggarap lahan. Ia hanya sanggup menyewa lahan dengan luasan yang terbatas, sekitar 100 tumbak.

"Karena saya bertani dari nol lagi, harus mampu menghasilkan tanaman yang berkualitas. Namanya usaha, terkadang bisa untung dilain waktu justru merugi. Bagi saya itu semua menjadi tantangan," tandasnya.

Hasil dari keuntungan yang tidak seberapa, dimanfaatkan untuk membeli pupuk kandang agar tanah menjadi lebih subur. Di samping itu juga ia terus belajar dari kegagalan dalam bercocok tanam.

Baca Juga: Ini Daftar 73 Jemaah Haji yang Meninggal hingga Hari ke-53, 60% Jemaah Gelombang Pertama Pulang ke Tanah Air

Singkat cerita, di tahun 2005 lahan pertanian yang disewanya bertambah dan jenis sayuran yang ditanam lebih beraneka ragam. Bukan hanya memanen lalu memasarkan hasil pertanian, tapi ia juga mulai berani menjadi pemasok sayuran di Lembang.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah